Bisnis.com, SURABAYA - Kebutuhan minyak dalam negeri pada 2014 diprediksi naik 8% seiring dengan target pertumbuhan ekonomi dan pertambahan jumlah penduduk.
Wakil Menteri ESDM Susilo Siswoutomo mengatakan saat ini kebutuhan migas mencapai 1,5 juta barel per hari, tetapi produksi minyak mentah dalam negeri tidak dapat mencapai target, sehingga terpaksa melakukan importasi minyak dari berbagai negara.
"Produksi Indonesia hanya 825.000 barel per hari, dari sekian itu yang bisa diolah hanya 650.000 barel lalu sisanya diekspor karena memang tidak bisa diolah di sini," ujarnya dalam diskusi percepatan produksi migas di Surabaya, Senin (2/12/2013).
Dia menjelaskan selama ini Pertamina membeli minyak untuk BBM 350.000 barel per hari atau sekitar US$35 juta seperti dari Singapura dan Malaysia.
"Kita tidak mungkin mengurangi defisit dari migas, sedangkan produksi dari kilang sendiri sampai sekarang masih terkendala banyak macam perizinan," katanya.
Salah satu solusi untuk mengurangi ketergantungan impor bahan bakar minyak, kata Susilo, Indonesia perlu mengimplementasikan penggunaan campuran biodisel atau bahan bakar nabati (BBN).
Eddy Fritz Dominggus, General Manager JOB Pertamina Petrochina East Java (PPEJ), mengatakan pihaknya pesimistis mencapai target produksi minyak 850.000 barel per hari secara nasional lantaran JOB PPEJ hanya mampu memproduksi 32.000 barel.
“Sementara itu, target Pertamina 40.000 barel per hari. Untuk bisa mecapai itu, kami perlu melakukan pengeboran sumur, terutama yang sangat berpotensi di wilayah Bojonegero,” katanya.