Bisnis.com, JAKARTA - PT Mitra Alumindo Selaras menggenjot produksi, menyusul tingginya permintaan aluminium lembaran (sheet) dan gulungan (coil) bahan baku peralatan rumah tangga, komponen elektrik, serta industri panel dan elektronika.
General Manager PT Mitra Alumindo Selaras Budiman Tantra mengatakan permintaan bahan baku industri rumah tangga terus meningkat namun ketersediaan bahan baku terbatas.
Keterbatasan stok bahan baku itu disebabkan karena industri manufaktur yang memproduksi bahan bakunya sendiri masih sedikit sehingga permintaan terus melonjak.
Menurutnya, industri peralatan rumah tangga yang mampu memproduksi bahan baku sendiri berupa aluminium lembaran dan gulungan jumlahnya tidak lebih dari 5 sampai 6 perusahaan.
“Kami melihat potensi [alumunium untuk bahan industri peralatan rumah tangga] pasarnya sangat besar,” ujar Budiman kepada pers, Selasa (03/12/2013).
Mitra Alumindo Selaras telah investasi lebih dari US$3 juta untuk pembelian mesin teknologi tinggi dari Jerman. Saat ini alatnya sudah aktif berproduksi di pabrik seluas 34.290 meter persegi di Klari, Karawang Timur, dengan kapasitas produksi 2.500 ton.
“Perusahaan kami saat ini memiliki kapasitas produksi lebih dari 2.500 ton aluminium sheet dan coil per bulan. Kami bisa maksimal produksi karena perusahaan kami memiliki mesin dengan kapasitas besar dari Jerman,” katanya.
Ditengah tingginya permintaan bahan baku alumuniam, produsen besar mulai fokus memproduksi alat rumah tangga sendiri sehingga tidak terpengaruh dengan kenaikan harga dan stok bahan baku.
Namun bagi industri skala mikro tetap mengandalkan pasokan bahan baku dari pabrik pengolahan aluminium. Produsen bermodal kecil dinilai belum mampu memproduksi sendiri aluminium lembaran dan gulungan lantaran keterbatasan teknologi.
Saat disinggung ekspansi perusahaan untuk memproduksi alat-alat rumah tangga dan barang jadi seperti produsen lain, Budiman menegaskan Mitra Alumindo belum berpikir melakukan ekspansi ke arah sana.
“Saat ini ingin fokus pada penyediaan aluminium lembaran dan gulungan, yang menjadi bahan baku industri rumah tangga,” ujarnya.
Budiman belum berminat melancarkan ekspansi bisnis alat-alat rumah tangga dan barang jadi agar pengusaha mikro tetap bisa berkembang. Jika membuat barang jadi otomatis, harganya bersaing dan pengusaha kecil bisa terancam gulung tikar.
