Bisnis.com, SUKABUMI - Investor asal Korea Selatan berencana membangun industri pembesaran ikan sidat di Pelabuhan Ratu, Sukabumi dengan nilai investasi sebesar Rp5 miliar.
Saripin, Kepala Balai besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi Kementerian Kelautan dan Perikanan, mengatakan wilayah Pelabuhan Ratu potensial untuk menjadi lokasi pembesaran dan pengolahan ikan sidat. Pasalnya, jumlah larva ikan sidat yang ditemukan di perairan Pelabuhan Ratu merupakan yang terbanyak dibandingkan lokasi lain di Indonesia.
"Ada perjanjian kesepahaman (MoU) dengan investor Korea untuk membangun pembesaran ikan sidat. Karena kita punya banyak sumber daya alam di Pelabuhan Ratu ini," ujarnya, Sabtu (23/11/2013).
Bisnis budi daya sidat, lanjut Saripin, terkendala benih yang 100% berasal dari alam karena belum dapat direproduksi dengan teknologi budidaya. Untuk itu, investor mendekat kepada sumber bibit ikan sidat, untuk selanjutnya dibudidayakan hingga mencapai ukuran siap ekspor.
"Akan dibangun pusat pembesaran ikan sidat. Investasinya Rp5 miliar termasuk bangunan dan listrik," kata Saripin.
Berdasarkan aturan Kementerian Kelautan dan Perikanan, ukuran ikan sidat yang dapat diekspor minimal seberat 150 gram. Ikan sidat dengan ukuran dibawah itu tidak boleh diekspor guna menghindari eksploitasi berlebihan yang dapat memicu kepunahan.
Saat ini, imbuhnya, pemerintah tengah bernegosiasi dengan investor Korea Selatan terkait pola penggunaan lahan milik pemerintah yang akan dijadikan lokasi pembesaran ikan sidat. Dua opsi yang ditawarkan pemerintah, yakni pembagian kewajiban berdasarkan persentase tertentu dan penyewaan lahan.
"Ini positif karena dapat mengembangkan sidat sekaligus ada transfer teknologi ke kita. Belum lagi ada penyerapan tenaga kerja," ungkapnya.
Korea Selatan merupakan konsumen ikan sidat yang cukup besar. Pada 1990-an, negara tersebut mengonsumsi hingga 7.000 ton ikan sidat per tahun. Seiring penurunan populasi ikan sidat di Korea Selatan, konsumsi pun turun drastis menjadi sekitar 20 ton/tahun.
Untuk memenuhi permintaan tersebut Korea Selatan mengimpor ikan sidat sebanyak 1,56 ton pada 2011, 5,15 ton pada 2012, dan diproyeksi meningkat menjadi 14,33 ton pada 2013.