Bisnis.com, JAKARTA—Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia menilai penurunan biaya logistik di Indonesia salah satunya bisa didorong melalui pemberian kebijakan fiskal dari pemerintah bagi dunia usaha yang minim insentif.
Yukki Nugrahawan Hanafi, Sekretaris Jenderal Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI), mengatakan pihaknya mengusulkan agar pemberian kebijakan fiskal bisa menjadi salah satu solusi.
Kebijakan itu, katanya, utamanya untuk membantu pengadaan sarana dan prasarana logistik. Selama ini perusahaan logistik dan freight forwarding yang mengoperasikan truk merasa kesulitan melakukan peremajaan armada karena beratnya kebijakan ini.
“Kami mengusulkan salah satu upaya menurunkan biaya logistik adalah dengan kebijakan fiskal,untuk membantu pengadaan sarana dan prasarana logistik,” katanya dalam siaran pers, Kamis (21/11/2013).
Pihaknya menilai tingkat kepadatan membuat perjalanan pengiriman barang menjadi jauh berkurang dan berimbas pada penurunan pendapatan.
Sebelum ALFI, pelaku usaha sebelumnya juga menyatakan insentif fiskal untuk revitalisasi armada juga dibutuhkan pelaku usaha angkutan logistik mengingat peningkatan biaya operasional karena usia truk juga tergolong tua.
Yukki mengatakan butir mengenai kebijakan fiskal itu akan menjadi pembahasan dalam pertemuan Rakernas DPP ALFI/ILFA dan tuan rumah 23rd ASEAN Federation of Forwarders Association (AFFA) Annual General Meeting pada 22 November-23 November 2013 di Jakarta.
Ketua Umum ALFI Iskandar Zulkarnain mengatakan industri logistik nasional yang diperkirakan bernilai Rp1.426,9 triliun akan terus bertumbuh hingga mencapai 20% sehingga menjadikan sektor ini sebagai salah satu sektor yang begitu menggiurkan.
Bahkan, katanya, di tengah kondisi infrastruktur logistik yang bisa dikatakan belum mengimbangi laju pertumbuhan industri, Indonesia akan harus terus berjuang untuk meningkatkan kemampuan sektor logistik. (ra)