Bisnis.com, SURABAYA - Pemerintah Provinsi Jawa Timur meminta jaminan alokasi gas untuk memasok kebutuhan kawasan industri baru.
Pasalnya, gas di Jatim selama ini diklaim berlimpah tapi tak menjangkau kawasan pertumbuhan baru.
Asisten Bidang Ekonomi dan Pembangunan Pemprov Jawa Timur Hadi Prasetyo menguraikan rencana pengembangan gas seringkali tidak sejalan dengan pengembangan ekonomi daerah. Bahkan, gas tidak bisa dimasukkan dalam cetak biru rencana percepatan ekonomi.
"Karena dimainkan trader individual maka tidak bisa dimasukkan kerangka kerja dan cetak biru pengembangan industrialisasi," jelasnya kepada Bisnis soal posisi gas dalam industrialisasi Jawa Timur, Sabtu (16/11/2013).
Pedagang gas, sambungnya, sah menjalankan bisnisnya. Meski demikian tindakan itu menjadi soal ketika kawasan industri yang hendak dikembangkan pemerintah daerah tidak mendapat jaminan teraliri gas.
"Siapa yang menjamin kawasan yang kami kembangkan dapat gas, tidak ada. Kan tidak bisa seperti itu. Mau bisnis kayak apa kalau tidak ada jaminan," tegasnya.
Kawasan industri yang belum dilayani jaringan gas di Jawa Timur di antaranya Jombang, Lamongan, Tuban serta sebagian Bojonegoro. Sebagai gambaran, di Lamongan daerah yang diproyeksi menjadi kawasan industri mencapai 5.000 hektare.
Adapun, daerah yang sudah banyak dilayani jaringan gas baik Pertamina Gas maupun Perusahaan Gas Negara yakni Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Pasuruan dan Probolinggo.
Salah satu lapangan gas yang diproyeksi memasok kebutuhan industri di Jawa Timur yakni Lapangan Tiung Biru-Jambaran Pertamina EP Cepu. Produksi lapangan itu diprediksi 180 Bbtud (Billion British Thermal Unit per Day) selama 19 tahun.