Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Siklus Pasar Melambat, Investasi Properti Belum Mati

Prediksi perlambatan yang akan terjadi di sektor properti pada 2014 bukanlah berarti bahwa investasi properti telah mati.

Bisnis.com, JAKARTA - Prediksi perlambatan yang akan terjadi di sektor properti pada 2014 bukan berarti bahwa investasi properti telah mati.

"Perlambatan siklus pasar properti tidaklah berarti bisnis properti telah mati. Properti tetap merupakan kebutuhan masyarakat di semua segmen dan sebagai investasi, properti merupakan objek investasi sepanjang masa," Ali Tranghanda, Direktur Eksekutif Indonesia Properti Watch, Selasa (12/11) .

Untuk itu, lanjutnya, kapan pun masyarakat membeli properti dinilai tetap bakal memberikan nilai pertumbuhan yang cukup menarik.

"Banyak yang kebingungan ketika pasar properti melambat, banyak yang takut harga properti jatuh, banyak pula yang menunda pembelian properti," katanya.

Padahal, jelas Ali, perlambatan siklus yang terjadi merupakan kondisi alamiah karena sebelumnya, properti telah mengalami peningkatan yang cukup tinggi selama beberapa tahun ke belakang.

Dia memperkirakan bahwa di tengah aksi spekulasi yang marak beberapa tahun terakhir, ke depan diperkirakan pasar properti mencapai keseimbangan baru dengan pertumbuhan yang relatif wajar sebagai investasi jangka panjang.

Sebelumnya, Indonesia Property Watch mengingatkan perlambatan ekonomi di Indonesia sebagai dampak krisis global berpotensi menurunkan permintaan di sektor properti termasuk perumahan, sehingga pengembang dan konsumen harus bijaksana menyikapinya.

"Selain adanya perlambatan pertumbuhan harga properti, kami memperhitungkan adanya kemungkinan penurunan permintaan sebesar minimal 20% pada 2014," kata Ali Tranghanda.

Menurut Ali, hal tersebut disebabkan oleh beragam faktor antara lain kenaikan suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR), perlambatan daya beli, dan pemberlakuan aturan baru dari Bank Indonesia terkait pembiayaan sektor properti.

Hal itu akan berdampak terhadap pertumbuhan properti yang akan terus melambat dengan pertumbuhan diperkirakan sebesar 25% pada 2014.

Dia berpendapat kondisi yang dialami sektor properti tersebut merupakan suatu siklus alamiah yang seharusnya tidak menjadi momok bagi dunia bisnis properti karena permintaan properti tetap tumbuh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Sumber : Antara
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper