Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kerjasama CAP-Ferrostaal : Masih Belum Dapat Kepastian Alokasi Gas

Rencana pengembangan komplek pabrik petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat, oleh Ferrostaal Industrial Projects GmbH dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. masih belum mendapatkan kepastian alokasi gas hingga kini.
Pekerja mengoperasikan mesin pada uji coba produksi pabrik PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang berlokasi di komplek pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Jumat (25/10). Pabrik butadiene pertama di Indonesia berkapasitas produksi 120.000 ton per tahun. /antara
Pekerja mengoperasikan mesin pada uji coba produksi pabrik PT Petrokimia Butadiene Indonesia (PBI) yang berlokasi di komplek pabrik PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Jumat (25/10). Pabrik butadiene pertama di Indonesia berkapasitas produksi 120.000 ton per tahun. /antara

Bisnis.com, JAKARTA - Rencana pengembangan komplek pabrik petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat, oleh Ferrostaal Industrial Projects GmbH dan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk. masih belum mendapatkan kepastian alokasi gas hingga kini.

Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengatakan pihaknya masih berjuang untuk mencari pasokan gas untuk pengembangan proyek dengan nilai investasi US$1,8 miliar tersebut.

“Iya masih belum dapat hingga sekarang, itu memang tugas kami, kami akan berusaha semaksimal mungkin agar gas bisa mengalir pada saatnya nanti. Kami tidak ingin menyia-nyiakan Ferrostaal yang sudah ingin berinvestasi di sini,” kata Hidayat di kantor Kemenperin, Rabu (6/11/2013).

Menurutnya, pihak Ferrostaal memang pernah berkunjung ke Indonesia, khusus untuk meminta kepastian alokasi gas. Pasalnya, proyek sulit dilanjutkan tanpa kepastian alokasi gas dari pemerintah. Sedangkan pemerintah, hingga kini belum bisa memberikan kepastian.

Perlu diketahui, Ferrostaal resmi mengajak PT Chandra Asri Petrochemical Tbk untuk melakukan kajian studi kelayakan dalam mengembangkan komplek pabrik petrokimia di Teluk Bintuni, Papua Barat ini. Hal tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) kedua belah pihak pada Kamis (18/7/2013).

Presiden Direktur CAP Erwin Ciputra mengatakan pihaknya bersama Ferrostaal masih dalam tahap pembicaraan dengan pemerintah untuk mendapatkan kepastian alokasi gas. Hingga kini belum ada kabar gembira yang sampai ke telinganya.

“Saya tidak bisa bilang proyek ini mundur karena belum ada official statement dengan Ferrostaal. Di sini kami masih dalam tahap memperjuangkan alokasi gas,” kata Erwin ketika ditanya apakah proyek ini berpotensi molor lantaran belum ada kepastian alokasi gas hingga kini.

Rencananya, dengan nilai investasi US$1,8 miliar, Ferrostaal akan membangun pabrik metanol berbahan baku gas bumi yang hasilnya akan dimanfaatkan sebagai bahan baku di pabrik polipropilena. Adapun kapasitas terpasang 400.000 ton per tahun serta pabrik etilena dengan kapasitas terpasang sebesar 175.000 ton per tahun.

Menurut Hidayat, pihaknya akan memperjuangkan rencana investasi untuk direalisasikan. Pasalnya, industri petrokimia, bersama industri besi baja dan metal, industri agro merupakan industri unggulan yang harus ditingkatkan dari hulu hingga hilir. “Nanti tanyakan lagi dengan Kementerian ESDM dan SKK Migas untuk gas-nya.”

Pemerintah memang sudah berencana mengembangkan kawasan industri di Teluk Bintuni. Pada awalnya, kawasan industri difokuskan pada industri pupuk dan petrokimia, namun kini direncanakan akan meluas menjadi industri perkebunan sawit dan pengolahan sawit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper