Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pertanian memperkirakan tambahan produksi padi 1 juta ton dari hasil cetak lahan baru pada 2013, optimasi lahan, dan program SRI (system of rice intensification).
Direktur Pengolahan dan Perluasan Lahan Dirjen Prasarana dan Sarana Pertanian Kementan Tunggul Iman Panudju optimistis tambahan produksi tersebut akan terealisasi tahun ini.
"Kami tidak bisa merealisasikan program itu sepenuhnya, meskipun demikian sharing produksi padi yang diberikan sudah mencapai 1 juta ton," jelasnya, Kamis (31/10).
Tunggul menyebutkan dari ketiga program tersebut, optimalisasi lahan memberikan sharing produksi paling banyak yaitu sebesar 477.223 ton padi. Padahal, realisasi kegiatan ini hanya 74,5% dari target tahun ini.
Program SRI diperkirakan realisasinya hanya 85,6% atau 178.055 ha. Padahal target tahun ini 205.800 ha. Dengan realisasi sebesar itu akan memberikan sharing produksi padi 356.110 ton.
Mengenai cetak sawah, targetnya tahun ini direvisi dari sebelumnya 65.000 ha menjadi 62.275 ha, karena adanya data yang tidak sesuai. Dari target tersebut diperkirakan hanya terealisasi 69,6% atau 43.350 ha dan memberikan sharing produksi sebesar 130.050 ton.
"Cetak lahan di revisi karena ditemukan fakta beberapa wilayah yang masuk kedalam target cetak swaha ternyata lahannya tidak cocok untuk wilayah pertanian," katanya.
Tunggul menjelaskan, meskipun target cetak sawah tidak terealisasi sepenuhnya, tetapi ada tambahan sharing produksi dari carry over 2012 atau hasil cetak sawah tahun lalu sebesar 96.000 ton, dengan lahan seluas 32.000 ha.
Menteri Pertanian mengatakan pencetakan lahan pertanian baru mutlak diperlukan untuk mendukung prgram swasembada pangan yang dicanangkannya. Terutama komoditas padi, jagung dan kedelai. Untuk itu pihaknya tengah mengupayakan agar pencetakan lahan baru semaksimal mungkin terealisasi.
"Lahan pertanian itu memang terbatas, jadi pencetakan lahan baru mutlak diperlukan," katanya. Suswono juga mengatakan selama ini, realisasi pencetakan lahan baru masih terkendala beberapa masalah teknis seperti lokasi lahan yang sulit dijangkau dan lain sebagainya.