Bisnis.com, JAKARTA--Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) mengimbau kepada seluruh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk tidak terburu-buru dalam mengaplikasikan teknologi baru yang dapat menurunkan tingkat standar pelayanan minimum (SPM).
Kepala Pelaksana Tugas Harian Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Arief Witjaksono mengatakan penerapan inovasi teknologi sebaiknya didahului dengan uji coba.
“Kami mengapresiasi teknologi, akan tetapi jangan langsung masif,” katanya saat dihubungi Bisnis, Selasa (8/10).
Berkaca dari penggunanan penerangan jalan umum (PJU) tol dalam kota Jakarta milik PT Jasa Marga Tbk yang menggunakan teknologi solar cell, lanjut Arief, BUJT harus melakukan riset dan studi mendalam dengan benar.
Menurutnya, hal seperti ini penting dan bersifat teknis sehingga BUJT dapat memberikan pehatian lebih dan sebagai suatu pembelajaran terhadap pemenuhan SPM.
Seperti yang diketahui, BPJT menunda kenaikan tarif jalan tol dalam kota Jakarta karena ruas Cawang-Tomang-Cengkareng milik Jasa Marga tidak memenuhi SPM.
Kadar keterangan lampu di tol Cawang-Tomang-Cengkareng hanya mencapai 8-9 lux, jauh dari standar tingkat keterangan lampu yang dipatok BPJT yakni 15 lux.
Dia menjelaskan rendahnya tingkat keterangan lampu tersebut disebabkan beberapa hal yakni daya listrik lampu yang kecil, reflector yang rendah, dan cakupan penerangan yang minim.
Oleh karena itu, Arief berharap Jasa Marga bisa menyesuaikan faktor-faktor tersebut sehingga PJU dapat memenuhi SPM dan menyala minimal dari pukul 18:00 hingga 06:00.