Bisnis.com, JAKARTA - Konsumen mendukung penerapan tarif tol dinamis guna mendapatkan keuntungan maksimal dalam menggunakan jalan bebas hambatan tersebut.
Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo mengatakan skema pungutan biaya tersebut mengkombinasi rekayasa lalu lintas dengan manajemen trafik.
“Tarif tol dinamis ditujukan untuk mendistribusi lalu lintas, yang tidak hanya terpusat di jam-jam sibuk,” katanya saat dihubungi Bisnis hari ini, Rabu (18/9/2013).
Konsep tarif tol dinamis itu akan mematok tarif tertinggi pada saat jam sibuk, sedangkan pada jam sepi dipatok tarif rendah. Dengan begitu, pengguna jalan bebas hambatan akan mengatur perjalanan mereka sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan, sehingga tidak hanya terkonsentrasi di jam-jam padat.
Sudaryatmo mengingatkan dengan membayar lebih mahal harus mendapatkan nilai pelayanan yang lebih tinggi baik secara waktu dan arus lalu lintas.
Begitu juga dengan sebaliknya, ketika tarif rendah ditetapkan maka nilai pelayanan yang didapatkan pengguna jalan tol sesuai dengan harga yang dibayar.
“Namun, operator tol harus punya riset yang pasti mengenai ini. Tapi, dari sisi konsumen kami melihat ini sebagai suatu solusi untuk meningkatkan pelayanan dan kami mendukung,” jelasnya.
Menurutnya, tarif tol dinamis sangat mendesak untuk diberlakukan, mengingat kondisi jalan tol khususnya tol dalam kota Jakarta yang sudah overcapacity.
Apalagi, kata Sudaryatmo, skema tersebut sudah diterapkan di beberapa jasa transportasi seperti kereta api.