Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Industri Petrokimia, Peningkatan Kapasitas Produksi Naphtha Cracker Chandra Asri Didukung

Bisnis.com, JAKARTA -  Rencana PT Chandra Astri Petrochemical Tbk meningkatkan kapasitas produksi naphtha cracker, dinilai bisa menghemat devisa negara dan memenuhi permintaan industri dalam negeri.

Bisnis.com, JAKARTA -  Rencana PT Chandra Astri Petrochemical Tbk meningkatkan kapasitas produksi naphtha cracker, dinilai bisa menghemat devisa negara dan memenuhi permintaan industri dalam negeri.

"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia di dalam negeri 40%  naphtha cracker masih harus impor. Jika fasilitas produksi tersebut dapat beroperasi,  15% dapat disubtitusi dari produksi CAP sehingga bisa menghemat devisa," ujar Fajar AD Budiyono, Sekjen Asosiasi Industri Aromatik, Olefin, dan Plastik Indonesia (Inaplas) Fajar, Rabu (19/9).

Dia menjelaskan peningkatan  produksi naphtha cracker akan mendongkrak  produksi industri petrokimia, seperti produk Ethylene menjadi 860.000 ton per tahun dari kondisi saat ini sebesar 600.000 ton/tahun.

Selain itu,  propylene naik sebesar 150.000 ton/tahun menjadi 470.000 ton/tahun, produksi Py-Gas meningkat sebesar 120.000 ton/tahun menjadi 400.000 ton/tahun, dan Mixed C4 meningkat sebesar 95.000 ton/tahun menjadi 315.000 ton/tahun.

Menurutnya, pada tahun ini pertumbuhan industri plastik dan petrokimia diprediksi mencapai 6,8% dan pada 2015 bisa  7,5%.

"Selama ini untuk memenuhi kebutuhan industri petrokimia di dalam negeri 40%  naphtha cracker masih harus impor. Jika fasilitas produksi tersebut dapat beroperasi,  15% dapat disubtitusi dari produksi CAP sehingga bisa menghemat devisa," ujar Fajar, Rabu (19/9).

Dia menjelaskan tingginya impor naphtha cracker maka industri petrokimia seringkali kesulitan pada saat harga minyak dunia naik, atau dolar AS menguat.

Kehadiran naphtha cracker, sambungnya, bisa menggerakan industri  hilir petrokimia. Hal ini karena selama ini sebagian harus impor serta membutuhkan proses 3 bulan.

Fajar  menjelaskan selain menghemat devisa, rencana peningkatan kapasitas produk petrokimia CAP juga dapat mengantisipasi meningkatnya permintaan industri hilir pada 2015.

 Sejumlah faktor yang memicu peningkatan permintaan plastik tersebut diantaranya, produksi mobil murah (LCGC) dan industri kemasan untuk makanan dan minuman.

Suhat Miyarso,  Vice President Corporate Relations PT Chandra Asri Petrokimia Tbk, menjelaskan peningkatan kapasitas produksi naphtha cracker  akan meningkat hingga 43%,  dengan cara menambahkan furnaces (tungku) serta mengubah dan memodifikasi peralatan utama pada pabrik yang berlokasi di Cilegon, Banten.

“Kebutuhan naphtha cracker untuk industri petrokimia di dalam negeri sudah sangat mendesak, tetapi pembangunan unit produksi ini membutuhkan waktu sekitar 2 tahun,  yakni dimulai pada kuartal ketiga 2013 dan diperkirakan mulai beroperasi pada kuartal keempat 2015," ujarnya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper