Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekspor Ban Mulai Positif

Bisnis.com, JAKARTA- Di saat pelaku industri lain megeluhkan turunnya ekspor akibat pelemahan rupiah, pelaku industri ban memprediksi ekspor tahun ini bisa menyentuh US$1,1 miliar atau naik tipis dibandingkan dengan tahun lalu sekitar US$950 juta.

Bisnis.com, JAKARTA- Di saat pelaku industri lain megeluhkan turunnya ekspor akibat pelemahan rupiah, pelaku industri ban memprediksi ekspor tahun ini bisa menyentuh US$1,1 miliar atau naik tipis dibandingkan dengan tahun lalu sekitar US$950 juta.

Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengatakan kinerja industri ban pada 2012 mengalami penurunan.

Padahal sebelumnya, sejak 2005 pertumbuhan terus meningkat dan stabil di angka 4%-7%.

Namun, dirinya memperkirakan  pada kuartal II 2014, kondisi ekonomi akan membaik sehingga pertumbuhan industri dan ekspor ban juga akan membaik.

Kalau menurut Bank Indonesia masih akan berlangsung sampai tahun depan.

"Namun  saya rasa, kalau tidak ada kekacauan apa-apa setelah Pemilu, saya rasa sudah membaik. Sekarang saja ekspor sudah positif, tak lagi negatif seperti tahun lalu,” kata Aziz di kantor Kementerian Perindustrian, Selasa (10/9/2013).

Aziz menjelaskan, tahun lalu ekspor ban Indonesia mencapai US$950 juta. Padahal, pada 2011, ekspor ban mencapai US$1,2 miliar.

Dia menargetkan ekspor ban tahun ini bisa mencapai US$1,1 miliar. “Sudah membaik, namun secara keseluruhan belum bisa mengimbangi ekspor pada 2010, bahkan 2011. Ekspor 2010 saya lupa angkanya.

Yang pasti, tahun lalu pertumbuhan ekspor -4%, dan sekarang sudah mulai positif tapi saya belum bisa sebutkan angkanya,” tambahnya.

Adapun hambatan dalam industri ban saat ini, kata Azis, ada dua hal, yakni industri ban sulit mengkalkulasi biaya produksi lantaran turun naiknya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat.

Dia berharap, pembelian bahan baku bisa menggunakan rupiah lantaran impor bahan baku untuk ban masih sangat besar.

Persoalan kedua adalah pelabuhan. Menurutnya, kegiatan ekspor dan impor dilakukan melalui pelabuhan sehingga pelabuhan sangat menentukan jalannya ekspor impor.

“Jangan ada kebohongan mengatakan tiga hari bisa diselesaikan proses di pelabuhan padahal kenyataannya membutuhkan waktu 12 hari. Pemerintah harus memperbaiki infrastruktur pelabuhan dan juga memperbaiki kebijakan energi guna meningkatkan ekspor.”

Aziz mengatakan, penurunan ekspor yang terjadi sejak akhir tahun lalu utamanya disebabkan oleh krisis global yang terjadi di Eropa, Yunani, Italia, Portugal, dan Timur Tengah yang sedang kacau.

Krisis politik yang terjadi di Mesir dinilai sangat berpengaruh mengingat 30% ekspor ditujukan ke Mesir.

Selain itu, pertumbuhan industri ban juga sangat erat hubungannya dengan pertumbuhan ekonomi suatu negara.

“Setiap PDB yang naik pasti menggunakan ban. Setiap orang yang menjadi golongan menengah, misalnya di India dan China itu larinya ke kendaraan. Oleh karena itu pertumbuhan ekonomi sangat erat hubungannya dengan industi ban,” lanjutnya.

Dia menjelaskan, kerja keras yang dilakukan pengusaha ban nasional mencari peluang pasar di negara lain seperti kawasan Timur Tengah, Amerika Latin dan Pasifik mulai menunjukkan hasil melalui pertumbuhan ekspor pada Juni lalu.

Volume ekspor ban nasional pada Juni 2013 mengalami pertumbuhan positif sebesar 10,5% menjadi 2,71 juta unit, lebih tinggi dari pencapaian penjualan pada bulan sebelumnya sebanyak 2,45 juta unit.

Menurutnya, banyak negara yang mengambil ban dari Indonesia. Pasalnya, ban produk Indonesia dinilai paling kuat.

“Soalnya orang Indonesia itu ceroboh memakai kendaraan, selalu overload. Jadi, produsen ban menyesuaikan dengan membuat ban yang kuat,” ujarnya.  (ra)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Riendy Astria
Editor : Rustam Agus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper