Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Agustus, Konsumsi Semen Terpuruk

Bisnis.com, JAKARTA- Kinerja industri semen pada Agustus 2013 anjlok. Setelah pada Juli lalu hanya mampu tumbuh 4,3% dari target 10% dibandingkan dengan periode sebelumnya, Agustus ini konsumsi semen -6,19% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya.

Bisnis.com, JAKARTA- Kinerja industri semen pada Agustus 2013 anjlok. Setelah pada Juli lalu hanya mampu tumbuh 4,3% dari target 10% dibandingkan dengan periode sebelumnya, Agustus ini konsumsi semen -6,19% dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya.

 Adapun realisasi konsumsi sepanjang Januari-Agustus 2013 sebesar 36,27 juta ton atau hanya tumbuh 5,3% dari konsumsi 34,42 juta ton pada Januari-Agustus 2012. Sedangkan pada Januari-Agustus 2012 dibandingkan dengan periode yang sama sebelumnya, pertumbuhan mencapai 10,46%.

 Ketua Umum Asosiasi Semen Indonesia (ASI) Widodo Santoso mengatakan konsumsi semen Agustus 2013 lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu dan Juli 2013. Bahkan, total konsumsi nasional anjlok -5,8% pada Agustus ini dibandingkan periode sebelumnya. Adapun rinciannya, Sumatra -6,0%, Jawa -5,6%, Kalimantan -23,3%, Maluku dan Papua -33,9%.

 “Yang tumbuh hanya Sulawesi 4% dan Bali dan serta Nusa Tenggara tumbuh 17,5%,” kata Widodo ketika dihubungi Bisnis, Selasa (10/9/2013).

 Padahal, pada Juli lalu, konsumsi semen nasional masih tumbuh meski tipis. Adapun untuk Jawa masih tumbuh sekitar 4,5%, Sumatera tumbuh 2,4%, Kalimantan tumbuh 26%, Sulawesi tumbuh 3,6% dibandingkan periode yang sama sebelumnya. “Memang ada kenaikan tapi tidak signifikan seperti 2012. Untuk Papua dan Nusa Tenggara masih negatif.”

 Sementara itu, untuk Januari-Juli 2013, wilayah Sumatera tumbuh 2,6% dibandingkan periode yang sama sebelumnya, Jawa tumbuh 8,5%, Kalimantan tumbuh 10,8%, Sulawesi tumbuh 4,8%, Nusa Tenggara tumbuh 8,9% dan Papua tumbuh 5,9%.

Widodo mengatakan, penyebab anjloknya konsumsi semen pada Agustus ini disebabkan oleh libur hari raya Lebaran yang cukup panjang, yakni 2 minggu. Kemudian, para distributor juga masih menjual barang stok di gudang yang tersisa pada Juli lantaran angkutan kapal terhambat oleh sembako dan kebutuhan barang-barang hari raya. “Untuk September, kelihatannya sudah mulai bergerak lagi, karena proyek sudah mulai lagi,” tambahnya.

Dia berharap pada empat bulan terakhir, yakni September, Oktober, November, dan Desember bisa tumbuh lebih pesat.

Menurutnya, sepanjang semester I, industri semen hanya tumbuh 7,11%, sementara sampai akhir tahun diharapkan bisa tumbuh minimal 8%. “Artinya semester II ini minimal harus 8,5%, harus bisa. Kami berharap pada kinerja empat bulan terakhir. Kalau Agustus juga paling masih sama karena ada hari raya.”


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Riendy Astria
Editor : Ismail Fahmi
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper