Bisnis.com, JAKARTA—Pertumbuhan properti pada 2014 diperkirakan mengalami perlambatan sekitar 15-20% dibanding kondisi pada 2013.
Direktur Eksekutif Indonesia Property Watch Ali Tranghanda mengatakan selama 2 tahun terakhir properti tumbuh begitu tinggi, mencapai 50%. Pada 2013, cenderung melambat, di kisaran 30%.
“Pada 2014, dengan adanya berbagai faktor penyebab, seperti kenaikan suku bunga KPR (kredit pemilikan rumah), kenaikan suku bunga acuan, pelemahan rupiah, dan perlambatan ekonomi, membuat pertumbuhan properti menjadi ikut melambat,” ujarnya di Jakarta, Selasa (10/9/2013).
Perlambatan pertumbuhan tersebut, sambungnya, diperkirakan akan terus terjadi hingga 2016 mendatang. Meskipun begitu, properti tetap tumbuh, hanya tidak seperti tahun sebelumnya.
Menurutnya, akan terjadi peralihan konsentrasi pembangunan properti oleh pengembang. Karena kebutuhan properti segmen menengah-atas sudah mulai jenuh, jelasnya, pasar yang yang akan disasar masuk kepada segmen menengah. (ra)