Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Impor Bahan Baku Melambat, Barang Modal Anjlok

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik mencatat impor bahan baku/penolong Januari-Juli secara tahunan (year on year) naik 3,89% menjadi US$85,16 miliar, atau tumbuh di bawah rata-rata sekitar 30% pada periode yang sama.

Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pusat Statistik mencatat impor bahan baku/penolong Januari-Juli secara tahunan (year on year) naik 3,89% menjadi US$85,16 miliar, atau tumbuh di bawah rata-rata sekitar 30% pada periode yang sama.

Realisasi ini merupakan yang terendah selama 4 tahun terakhir. 

Data impor barang modal lebih mencengangkan lagi, yakni anjlok 17,48% (yoy) menjadi US$18,87 miliar selama Januari-Juli. Penurunan ini baru pertama kali terjadi sejak 2009.

Pada periode yang sama empat tahun lalu, impor barang modal minus 6,78% karena banyak pelaku usaha menunda investasi sebagai imbas krisis keuangan global 2008. Saat itu, industri tidak melakukan pembelian mesin baru karena permintaan produk manufaktur menyusut.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Prabowo mengatakan kemungkinan produsen tidak menambah kapasitas produksi mungkin terjadi untuk mengantisipasi penurunan permintaan pada waktu mendatang seiring ketidakpastian kondisi global.

“Pelaku usaha menjaga kemungkinan kebutuhan akan menurun. Apalagi, impor yang mereka lakukan tahun lalu untuk mengantisipasi kebutuhan tahun ini sudah banyak,” katanya, Kamis (5/6).

Namun, kemungkinan lain bisa pula terjadi, misalnya produsen sudah tidak lagi bergantung pada produk impor karena telah memenuhi kebutuhan dari produksi dalam negeri.

Namun, melihat statistik pertumbuhan produksi beberapa jenis industri manufaktur yang menurun pada kuartal II/2013, peluang produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan rasanya sempit.

Data BPS menunjukkan pertumbuhan produksi industri mesin dan perlengkapan pada kuartal II/2013 turun 13,61% dibanding periode sama tahun sebelumnya. Demikian pula dengan produksi alat angkutan yang turun 3,08% (yoy).

Produksi bahan baku/penolong pun merosot, misalnya tekstil; karet, barang dari karet, dan plastik; serta farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional yang masing-masing turun 12,46%; 10,7%; dan 7,92%.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper