Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Sulit Tutup Keran Impor Hortikultura

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tidak bisa begitu saja menutup keran impor produk hortikultura mengingat banyak faktor yang menjadi pertimbangan keputusan tersebut. Seperti adanya perjanjian kerja sama perdagangan dan juga karena pasokan dalam

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah tidak bisa begitu saja menutup keran impor produk hortikultura mengingat banyak faktor yang menjadi pertimbangan keputusan tersebut. Seperti adanya perjanjian kerja sama perdagangan dan juga karena pasokan dalam negeri yang belum mampu menutupi permintaan kebutuhan.

Dirjen Hortikultura Kementerian Pertanian Hasanuddin Ibrahim mengatakan menutup kran impor tidak bisa dilakukan begitu saja karena ada keterkaitan dalam perdagangan. Selain itu, disebabkan karena kurangnya pasokan dalam negeri untuk memenuhi permintaan kebutuhan.

“Beberapa produk hortikultura seperti buah-buahan memang harus disediakan dari impor karena produksi dalam negeri masih kurang ataupun juga karena produk tersebut tidak dapat dihasilkan leh petani dalam negeri,” katanya, Rabu (4/9/2013).

Selain itu, tambahnya, adanya peningkatan ekonomi masyarakat berdampak pada bertambahnya daftar permintaan akan produk hortikultura. Beberapa produk tersebut memang belum bisa diproduksi oleh petani lokal. “Ada beberapa produk hortikultura yang secara agroekologi tidak cocok ditanam di iklim tropis. Sehingga harus di impor,” katanya.

Meskipun demikian, secara keseluruhan pihaknya mencatat impor produk hortikultura ini tidak melebihi 8% dari total kebutuhan nasional. Dengan ini, tidak seharusnya petani kuatir terhadap produk impor tersebut.

Untuk itu, salah satu hal yang harus dilakukan adalah gencar mempromosikan produk hortikultura lokal. Ia pun berani menjamin bahwa produk hortikultura hasil petani dalam negeri jauh lebih segar dan lebih terjaga keamanannya dibanding produk hortikultura impor.

Hal yang menjadi konsentrasi pemerintah saat ini adalah bagaimana meningkatkan produktifitas petani dan juga bagaimana meningkatkan kepemilikan lahan petani. Karena menurutnya, kedua hal inilah yang langsung berkorelasi terhadap kesejahteraan petani.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper