Bisnis.com, JAKARTA—Defisit neraca perdagangan Indonesia diprediksi akan semakin melebar karena upaya yang dilakukan pemerintah tidak bisa langsung berdampak secara efektif.
Sekretaris Jenderal Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Franky Sibarani mengatakan defisit neraca perdagangan hingga akhir tahun masih dipengaruhi oleh postur impor migas. Upaya yang akan dilakukan oleh pemerintah untuk menekan impor migas membutuhkan waktu.
“Saya kira upaya untuk menahan defisit tetap di kisaran US$5 miliar-US$6 miliar cukup sulit di tengah kebutuhan migas dan keadaan ekonomi global,” kata Franky kepada Bisnis, Selasa (3/9/2013).
Dia menambahkan kebijakan pemerintah mengganti pasokan impor migas dengan bahan bakar nabati produksi dalam negeri ini masih membutuhkan waktu. Terlebih, saat ini kebijakan tersebut dalam proses pembahasan di Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
Terkait dengan upaya Kementerian Perdagangan yang akan mempromosikan produk ekspor secara spesifik ke negara lain dan membatasi impor produk non-produktif dan non-kebutuhan pokok, pihaknya menilai upaya ini membutuhkan waktu lama.
“Untuk pembatasan impor mungkin sudah bisa diterapkan, tetapi promosi produk ekspor ini membutuhkan waktu untuk mendapatkan tanggapan dari negara bersangkutan. Apakah di tengah kondisi ini mereka bisa menyerap banyak,” ujarnya.