Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wamentan Akui Selama Ini Petani Dipaksa

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menilai kemandirian pangan dan kesejahteraan petani dapat tercapai melalui peningkatan sektor Agroindustri pertanian.

Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah menilai kemandirian pangan dan kesejahteraan petani dapat tercapai melalui peningkatan sektor Agroindustri pertanian.

Hal tersebut tertuang dalam SIPP (Strategi Induk Pembangunan Pertanian) 2013 – 2045 yang telah dirumuskan berbagai kalangan yang kompeten disektor pertanian.

Wakil Menteri Pertanian Rusman Heryawan mengatakan sektor pertanian tengah memasuki paradigma baru dimana kemandirian dapat tercapai melalui pengembangan sektor agroindustri. Karena melalui ini akan tercipta nilai tambah terhadap produk pertanian yang selama ini belum dimanfaatkan dengan baik.

“Pertanian ke depan sudah memasuki paradigma baru. Di mana pertanian akan menopang pembagunan Indonesia secara keseluruhan. Caranya, dengan meningkatkan peran sektor Agroindustri,” katanya, Selasa (3/9/1023).

Sektor agroindustri ini, lanjut Rusman, merupakan solusi dari berbagai permasalahan yang selama ini menerpa pertanian. Berdasarkan pantauannya, ada beberapa tantangan utama yang harus dicapai sektor pertanian. Pertama, meningkatkan kesejahteraan petani yang sebagian besar memiliki lahan kurang dari setengah hektare.

“Ini menjadi persoalan fundamental pembangunan pertanian karena dengan minimnya lahan yang dimiliki, kurang cukup untuk memenuhi kesejahteraan petani. Masalah inilah yang harus segera dicarikan solusinya, luas lahan tidak bisa ditambah. Artinya harus ada lapangan pekerjaan baru yang tidak jauh dari pertanian,” katanya.

Kedua, tantangan meningkatkan produksi terutama tanaman pangan telah mengeser keperdulian pemerintah akan kesejahteraan petani itu sendiri. “Kesalahan selama ini adalah kita hanya memaksa petani untuk meningkatkan produktivitasnya tanpa kita sadari bagaimana agar petani lebih sejahtera,” ungkapnya.

Ketiga adalah adanya peningkatan kebutuhan akibat berkembangnya industri dan juga bertambahnya penduduk. Ketidaksiapan sektor pertanian dalam negeri akan tantangan ini berdampak pada melambungnya harga pangan di pasar yang pada akhirnya akan memaksa pemerintah untuk melakukan impor.

“Kasus daging sapi kemarin bisa jadi bukan karena supply chain yang kurang akurat tetapi proyeksi konsumsinya yg direncanakan terlalu rendah atau tidak sesuai dengan kenyataan yang ada. Indonesia adalah emerging ekonomi, dimana konsekuensinya adalah meningkatnya permintaan termasuk disektor pertanian,” jelasnya.

Untuk menghadapi berbagai tantangan kedepan ini, tambah Rusman, salah satu caranya adalah melalui sistem pertanian Bioindustri yang berkelanjutan yaitu  transformasi dan orientasi pembangunan berbasis bahan baku fosil ke sumber daya hayati.

Transformasi ekonomi terutama pertanian yang tertuang dalam SIPP menyebutkan seiring denga pertumbuhan ekonomi nasional, pangsa sektor pertanian (on-farm) terhadap PDB nasional secara jangka panjang akan mengalami penurunan dari 15,3% pada 2010 menjadi sekitar 3% pada 2015.

Pangsa tenaga kerja yang terlibat dalam sektor pertanian juga diperkirakan menurun dari 40% pada 2010 menjadi sekitar 7% pada 2045. Fenomena ini cukup wajar mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diperkirakan semakin membaik.

Pola umum negara-negara yang mengarah menjadi negara Industri adalah semakin rendahnya proporsi sektor pertanian terhadap PDB total dan juga semakin rendahnya pangsa pasar tenaga kerja sektor pertania.

SIPP 2013 -2045

                                                                                2010                       2045

PDB perkapita  (US$)                                      3.000                     24.000

Pangsa on-farm terhadap PDB                   15,3%                    3%

Pangsa tenaga kerja                                       40%                        7%

Sumber : sipp

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper