BANGKOK, Bisnis.com—D.T.C Enterprise Co. Ltd. perusahaan asal Thailand penyedia produk dan layanan pelacak kendaraan berkeinginan mengembangkan pangsa pasarnya di Indonesia, mengingat sektor industri dan manufaktur yang terus bertumbuh.
Pipat Laopiroon, Manajer Penjualan D.T.C Enterprise, mengatakan dengan semakin pesatnya pertumbuhan industri dan manufaktur di Indonesia, tentunya membutuhkan peralatan dan sistem pengamanan dalam hal transportasi dan logistik barang-barang hasil produksi.
“Indonesia masih sangat menjanjikan untuk produk kami karena perkembangan industri dan manufakturnya sangat pesat,” ujarnya kepada Bisnis di sela kunjungan beberapa wartawan Asia ke perusahaan tersebut, Selasa (3/9/2013).
Dengan menggunakan sistem dan teknologi canggih, jelasnya, D.T.C Enterprise yang didirikan pada 1996 dengan nama the Driving Testing Center, saat ini telah memproduksi berbagai peralatan yang bisa digunakan untuk melacak dan memonitor kendaraan melalui GPS.
“Dengan menggunakan alat-alat ini, Anda bisa dengan mudah memonitor kendaraan tanpa software maupun perangkat khusus yang sangat rumit. Yang penting terhubung dengan internet,” katanya.
Alat pelacak yang digunakan pada kendaraan tersebut, jelasnya, akan merekam seluruh kegiatan secara akurat sesuai dengan waktu dan lokasi kejadian, termasuk kecepatan kendaraan.
Selain itu, peralatan ini juga dilengkapi dengan sensor temperatur, camera, dan kartu RFID sesuai dengan kebutuhan pelanggan.
“Secara keseluruhan pada tahun lalu, keuntungan pendapatan kami mencapai ribuan miliar dolar AS. Sayangnya, di Indonesia baru ada satu perusahaan yang menjadi pelanggan kami,” kata Kasiti Nilrat, Teknisi Penjualan Pengembangan Usaha D.T.C Enterprise.
Dengan motto GPS Tracking Solution, jelasnya, produk dan layanan D.T.C Enterprise menguasai 80% dari pangsa pasar di Thailand saat ini. Kasiti mengatakan perusahaan telah memproduksi dan melayani lebih dari 7.000 organisasi lokal.
Alat dan layanan pelacakan kendaraan ini, imbuhnya, juga diekspor ke 10 negara lain di seluruh Asia, yakni China, Filiphina, Indonesia, India, Bangladesh, Vietnam, Laos, Kenya, Malaysia, dan Hong Kong.
Beberapa konsumen DTC, di antaranya Canon, Ricoh, Nippon Express, Coca Cola, SCT Group, dan Good Year. Selain itu, juga ada ConocoPhilips, Chevron Vietnam, DHL Vietnam, Double A. Malaysia, Praxair India, BOC Group Indonesia, dan KEYA Group Bangladesh.
“Dengan memegang pangsa pasar terbesar di segmen bisnis ini, kami siap memasarkan dan melayani hingga 100.000 pelanggan di dalam dan luar negeri,” katanya.
Berawal dari kerja sama tim dokter dan insinyur pada 1996, saat ini D.T.C Enterprise sudah memiliki lebih dari 250 karyawan profesional tetap yang bekerja pada perangkat keras, perangkat lunak, dan divisi pengembangan peta serta pemasangan peralatan dan layanan.
Selain itu, perusahaan juga memiliki lebih dari 30 teknisi dalam hal penelitian dan pengembangan usaha.