Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ekonomi Loyo, Goodyear "Ngotot" Rilis Ban Baru

Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar serta turunnya harga komoditas tambang, produsen ban PT Goodyear Indonesia Tbk "ngotot" merilis generasi terbaru ban Bias.

Bisnis.com, JAKARTA—Di tengah depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar serta turunnya harga komoditas tambang, produsen ban PT Goodyear Indonesia Tbk "ngotot" merilis generasi terbaru ban Bias.

Pabrikan ban yang pasar utamanya kendaraan komersil itu yakin minat pasar terhadap Bias baru berlapis DuPont Kevlar dan Durawall Sidewall bagus. Pasalnya, produk ini menggunakan teknologi yang dapat menekan biaya operasional kendaraan per kilometer dibanding produk lain.

Managing Director Goodyear Indonesia dan Asean PBU Commercial Director Allan Loi menyatakan daya tahan ban Bias terbaru yang lebih lama justru dapat membantu operator armada maupun pelaku bisnis lebih hemat pengeluaran.

"Produk kami utamanya itu memberikan inovasi kepada konsumen untuk menekan ongkos operasional. Sehingga operator armada maupun pemilik bisnis bisa lebih efisien dalam pengeluaran biaya," tuturnya, di Jakarta, Rabu (28/8/2013).

Konsumen ban Goodyear selain kendaraan bus, terutama adalah truk operasional di sektor pertambangan. Artinya, ketika harga komoditas tambang turun berpotensi memengaruhi strategi bisnis pengusaha tambang.

Sales Director Commercial PT Goodyear Indonesia Tbk Didi Hamdi Azhari menilai kendati sektor pertambangan sedang terpuruk tak lantas penjualan terperosok. Sebab, Goodyear juga memiliki produk untuk kebutuhan berkendara di jalan raya (on the road) bukan cuma jalur berat yang dilalui truk tambang.

"Ada produk kami on the road dan off the road. Biarpun bisnis mining sedang prihatin tapi kami punya ban untuk semua segmen. Kami harus cari posisi untuk dari teknologi baru ban Bias," tuturnya.

Jika pengusaha memutuskan melakukan penghematan biaya operasional akan ada sejumlah komponen yang ditekan pengeluarannya. Goodyear merasa penghematan ini justru mendorong pengusaha mencari komponen kendaraan yang lebih awet.

"Karena komoditas tambang harganya sedang turun justru para pengusahanya meminta agar bisa menekan biaya operasional kendaraan sehingga mereka tetap bisa bertahan menjalankan bisnisnya. Semakin hemat biaya operasional akan semakin bagus [pilih produk kami]," ucap Didi.

Sayangnya, ketika ditanya berapa target penjualan, pertumbuhan pangsa pasar, kapasitas produksi, hingga realisasi penjualan sampai Juli 2013, ia bungkam. Hanya menjawab, sedikit banyak gejolak perekonomian domestik tetap berpengaruh terhadap kinerja impor maupun ekspor Goodyear.

Saat ini, proses produksi ban Bias generasi terbaru yang dikerjakan di dalam negeri sudah berlangsung, dalam waktu dekat akan segera dipasarkan. Ban ini diklaim memiliki kemampuan vulkanisir dan kekuatan rangka lebih baik dibandingkan generasi Bias sebelumnya plus lebih tahan terhadap tusukan.

Penggunaan lapisan Durawall Sidewall pada sisi ban diyakini bisa meningkatkan kemampuan pengereman. Secara umum jarak tempuh ban tersebut lebih panjang sehingga biaya operasional bisa ditekan.

"Lapisan kevlar kami pakai agar ban lebih tahan terhadap tusukan. Ban ini bisa menekan ongkos per kilometer," kata Bias Technical Commercial Manager di Asean Jonner Hutajulu.

Goodyear adalah perusahaan ban terbesar di dunia yang memproduksi ban merek sendiri serta beberapa merek lain, seperti Dunlop, Kelly, Fulda, Lee, Sava, dan Debica. Di Indonesia, Goodyear hadir sejak 1935 sebagai anak usaha The Goodyear Tire & Rubber Company.

Pusat kegiatan operasional di sini berlokasi di atas seluas 172.000 meter persegi di Bogor, Jawa Barat. Produk Goodyear Indonesia ditujukan untuk memenuhi kebutuhan pasar domestik, sebagai original equipment beberapa produsen mobil, serta diekspor ke sejumlah negara.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper