Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Kawasan Industri (HKI) mengaku belum mengkhawatirkan dampak gejolak ekonomi Indonesia terhadap pengembangan kawasan industri.
Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), mengatakan belum ada kekhawatiran yang berlebihan terkait kondisi itu. Namun, jika situasi ekonomi terus menurun, dipastikan ada kekhawatiran baik dari pihak swasta maupun pemerintah.
“Kalau perlambatan ekonomi, pengaruhnya pada kekurangan investor yang masuk, lalu berkurangnya penyerapan tenaga kerja, devisa Negara juga akan berkurang. Kita berharap Indonesia masih bisa menarik investor,” ujarnya kepada Bisnis hari ini, Rabu (28/8/2013).
Dia mengakui, kondisi kawasan industri semester I/2013 pun mengalami sedikit penurunan dari sisi tingkat penyerapannya.
Berdasarkan data HKI, pada semester I/2013 terdapat penyerapan lahan kawasan industri di Indonesia sudah sebanyak 350 hektare, di mana pada kuartal I/2013 terserap sekitar 100 ha, dan pada kuartal II/2013 terserap sekitar 250 ha. Dibandingkan tahun lalu, terdapat penyerapan mencapai sekitar 600 ha.
“Memang dalam dua tahun terakhir penyerapan kawasan industri lonjakannya luar biasa, tapi setelah kuartal pertama 2013 ini kelihatan sekali penurunannya. Kalau diperkirakan sampai akhir tahun ini penyerapannya hanya sekitar 500 ha,” ujarnya.
Kawasan Industri tak Risaukan Gejala Pelemahan Ekonomi
Bisnis.com, JAKARTA – Himpunan Kawasan Industri (HKI) mengaku belum mengkhawatirkan dampak gejolak ekonomi Indonesia terhadap pengembangan kawasan industri.Sanny Iskandar, Ketua Umum Himpunan Kawasan Industri Indonesia (HKI), mengatakan belum ada
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Peni Widarti
Editor : Sutarno
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
2 menit yang lalu
Modal Asing Kabur Rp7,5 Triliun dari RI, Efek Trump jadi Presiden?
56 menit yang lalu