Bisnis.com, JAKARTA — Banyaknya impor produk elektronik, otomotif, dan kapal laut oleh Indonesia membuat necara perdagangan dengan Korea Selatan pada periode Januari-Mei 2013 defisit hingga US$274 juta.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan Gusmardi Bustami mengatakan untuk menggenjot perdagangan hingga akhir tahun pihaknya akan lebih aktif dalam penguatan kerja sama.
“Banyaknya impor elektronik, otomotif, kapal laut turut memperbesar nilai impor yang membuat neraca perdagangan kita dengan Korea Selatan defisit,” kata Gusmardi kepada wartawan di kantrornya, Kamis (22/8/2013).
Berdasarkan data Kemendag neraca perdagangan Indonesia-Korea Selatan periode Januari-Mei 2013 mengalami defisit hingga US$274 juta. Adapun, neraca perdagangan dalam periode yang sama tahun lalu surplus US$2,691 miliar.
Dia menambahkan promosi produk, misi dagang, dan Free Trade Agreement dengan Korea Selatan yang saat ini sedang dibahas menjadi langkah kementerian untuk menggenjot ekspor hingga akhir tahun.
Gusmardi mengaku tidak ada insentif berupa dana yang akan diberikan. Namun, fasilitas yang diberikan kepada pelaku usaha di antaranya pemberian informasi pameran internasional dan melakukan pendampingan jika terjadi masalah ekspor.
Pihaknya menilai setelah tercapainya kesepakatan FTA ada beberapa produk industri yang berpotensi untuk diekspor. Dia menyebutkan komponen otomotif, produk kimia, baja, dan elektronik.
“Kerja sama ini bersifat mutualisme. Kami akan mengadakan pelatihan eksportir pemula, sehingga kita bisa memunculkan pemain baru agar bisa bersaing,” ujarnya.