Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wawancara Khusus Chatib Basri: Nggak Sampe Airport Karena Nyangkut di DPR

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang RAPBN 2014 di hadapan para anggota DPR dan DPD, tim redaksi Bisnis Indonesia mewawancarai Menteri Keuangan Chatib Basri pada Kamis (15/8/2013). Pak Dede, begitu

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang RAPBN 2014 di hadapan para anggota DPR dan DPD, tim redaksi Bisnis Indonesia mewawancarai Menteri Keuangan Chatib Basri pada Kamis (15/8/2013). Pak Dede, begitu panggilan akrab Menkeu, menjawab seluruh pertanyaan dengan lugas. Berikut petikannya yang dibuat secara berseri:

Beberapa ekonom bilang, kinerja pertumbuhan ekonomi di bawah 6% dalam beberapa tahun ke depan?

Itu betul kalau dianggap pemerintah diam saja. Saya kan dulu [waktu jadi ekonom di luar pemerintah] cara berpikirnya sama dengan dia [para pengamat]. Karena itu, strateginya kami ubah.
Persis karena kalau kita diam saja, itu yang akan terjadi. Makanya saya mulai kasih insentif.

Saya kan juga dulu ekonom, saya tahu itu akan di bawah 6%. Karena itu saya coba lakukan [strategi] keep buying, orang selalu undermind keep buying padahal itu strategi yang banyak dilakukan negara maju.

Sekarang kita coba lakukan cara lain. Saya ambil contoh, pemotongan pajak selalu ditentang di AS karena uangnya nggak akan dibelanjakan tetapi ditabung karena penduduk AS itu orang tua yang nggak akan belanja karena berfikir harus ditabung untuk pensiun.

Semua orang yang mau pensiun itu fikirnya cari tabungan aja. Beda sama masyarakat Indonesia,  yang kalau dikasih uang pikirnyan beli motor, mobil.

Karena itu insentif fiskal yang diberikan ke negara yang pendudukya muda akan genjot konsumsi.

Jadi apa kesimpulan fiskal 2014?

Pertama, RAPBN 2014 akan siap dan antisipatif terhadap perubahan global di masa mendatang terutama yang berkaitan dengan penurunan harga komoditas.

Kedua, dia akan memberi stimulus untuk mendorong pertumbuhan melalui upaya keep buying strategy.

Ketiga, jaga fiscal sustainabiliy dengan menjaga defisit di 1,49% pada level aman, sehingga rasio utang terhadap PDB turun.

Dengan postur itu RAPBN akan jadi instrumen untuk kesinambungan ekonomi bagi pemerintah berikutnya.

Jadi kita siapin semua ini dengan postur makro yang lebih baik sehingga Menkeu yang baru dan pemerintah berikutnya tidak punya persoalan fiskal.

Jadi strategi fiskal itu untuk menjawab kritikan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia autopilot?

[Tertawa] Sekarang kalau autopilot ekonomi tumbuh di bawah 6%.

Selama 3 bulan apa yang paling sulit dan apa yang paling asyik?

Saya itu sebelum ke sini di BKPM pekerjaan saya dari Gatot Subroto [Kantor BKPM] ke air port [Bandara Soekarno-Hatta].

Kerjaan saya sekarang nggak pernah sampai airport karena di Gedung DPR harus masuk. Karena seminggu 3 kali harus ke DPR. Nggak sulit sih, tetapi itu banyak persoalan yang harus diselesaikan dengan parlemen.

Yang  paling repot itu [membuat kebijakan soal] BBM. Yang paling asyik juga BBM karena begitu serunya sampai Anda nggak tahu ujungnya bagaimana.

Masih enjoy life?

Harus. Saya tuh paksain dan coba untuk sediakan waktu untuk keluarga. Ngetik pidato nota keuangan di kafe sambil makan bareng keluarga. Itu harus kalau nggak, celaka kita...

 

Klik di sini untuk lihat videonya

Cuplikan Wawancara Sebelumnya:

MOMENTUM EMAS YANG HILANG

SAYA SELALU MENGORBANKAN PAK GITA WIRJAWAN

SAYA INGIN MEMBUAT SUCCESS STORY

NGGAK BENAR DONG, INVESTOR MASUK KARENA INSENTIF PAJAK

UKM Itu Tidak Ngerti Cara Bikin Buku

Share Asing Masih Berpengaruh Sekali

Ada presure bunga tapi Tak Terlalu Signifikan

Kalau Pemerintah Proposal Driven


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lahyanto Nadie
Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : Hasil Wawanara Sri Mas Sari, Ahmad Puja Rahman Altiar, Achmad Aris, Yeni H. Simanjuntak, Setyardi Widodo, Lahyanto Nadie, Arif Budisusilo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper