Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang RAPBN 2014 di hadapan para anggota DPR dan DPD, tim redaksi Bisnis Indonesia mewawancarai Menteri Keuangan Chatib Basri pada Kamis (15/8/2013). Pak Dede, begitu panggilan akrab Menkeu, menjawab seluruh pertanyaan dengan lugas. Berikut petikannya yang dibuat secara berseri:
Selama 3 bulan di sini reformasi birokrasi bagaimana?
Saya kan cuma mampir di sini, hanya 1,5 tahun. Saya itu pragmatis dan tahu kalau saya mau bikin banyak waktunya nggak cukup.
Nanti saja biar Menkeu berikutnya, akan tetapi saya bisa buat pondasinya supaya duduknya lebih gampang. Anggaran dipercepat supaya yang berikut nggak ada ribut-ribut dokumen yang segini banyak [sambil mengilustrasikan banyaknya tumpukan file].
McKenzie bantu saya untuk reformasi, Anda kalau mau reformasi jangan harap perang sama semua orang dan menang. Itu butuh stamina dan resource kuat.
Anda jadi butuh success story, cari yang pasti menang.
Kenapa?
Karena sekali berhasil. Orang akan percaya reformasi terjadi. Dulu di BKPM saya mulai dari yang sederhana.
Apa itu?
Angkat telepon. Anda coba telepon kantor pemerintah. Nggak ada yang angkat. Bagaimana kantor mau urus investor kalau ditelepon nggak angkat. Bagaimana dia mau cerita soal investasi.
Jadi saya bikin supaya diangkat dan direkam. Dua bulan sekali saya dengerin perckapannya. Di sini juga saya juga harus mulai.
Pegawai Kemenkeu 62.000 orang mau diapain dan problemnya luar biasa. Saya mulai dari Tanjung Priok karena problemnya itu 70% dri sistem logistik nasional.
Karena itu waktu Bisnis Indonesia munculkan, saya rasa pas. Kalau itu bisa dilokalisir, maka reformasi birokrasi ada.
Apakah sudah sempurna?
Nggak. Masak custom jalur merahnya 28%? Itu berarti satu dari tiga barang Anda periksa. Di kita, uang nggak ada masalah, akan tetapi kalau Anda bikin masalah, nggak dapat uang. Karena itu upaya perbaikan dengan mencari simpul-simpul itu. Berikutnya masuk ke pajak. Success story ya..., kalau ada satu yang berhasil di-replicate.
Ditjen Pajak minta tambahan tenaga kerja. Bagaimana perkembangannya?
Alhamdulillah tenaga kerjanya baik. Kami akan dapat 6.000, nanti tahun depan insya Allah dapat tambahan lagi.
Saya berharap Oktober sudah beres mempersiapkan lelang dan 1 Januari 2014 bisa dimulai. Itu desain yang kita bikin. Ini orang yang suka nyalahin lelang. Di lelang itu ada anggaran Rp200 juta, itu penunjukkan langsung tapi hanya 3%. Ada lagi di bawah Rp5 miliar, prosesnya hanya 2 minggu, prosentasenya 20%.
Jadi sebenarnya 23% itu sudah bisa disburse karena nggak perlu lelang yang repot-repot. Faktanya sampai dengan Juni baru 28%, berarti yang 23% belum dijalankan. Kalau Anda nggak bisa ini coba cari jalan.
Jangan diubah semua orang jujur, tetapi dengan kondisi hukum yang nggak pasti kita coba cari apa yang bisa dijalankan.
Cuplikan Wawancara Sebelumnya:
SAYA SELALU MENGORBANKAN PAK GITA WIRJAWAN
SAYA INGIN MEMBUAT SUCCESS STORY
NGGAK BENAR DONG, INVESTOR MASUK KARENA INSENTIF PAJAK
UKM Itu Tidak Ngerti Cara Bikin Buku
Share Asing Masih Berpengaruh Sekali