Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wawancara Khusus Chatib Basri: Saya Selalu Korbankan Pak Gita Wirjawan

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang RAPBN 2014 di hadapan para anggota DPR dan DPD, tim redaksi Bisnis Indonesia mewawancarai Menteri Keuangan Chatib Basri. Pak Dede, begitu panggilan akrab Menkeu,

Bisnis.com, JAKARTA - Menjelang pidato kenegaraan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tentang RAPBN 2014 di hadapan para anggota DPR dan DPD, tim redaksi Bisnis Indonesia mewawancarai Menteri Keuangan Chatib Basri. Pak Dede, begitu panggilan akrab Menkeu, menjawab seluruh pertanyaan dengan lugas. Berikut petikannya yang dibuat secara berseri:

Dari mana pemerintah mulai melangkah?

Mulai ada insentif ke arah quality human resources. Kita tidak boleh berpikir 30 tahun ke depan, terus bikin policy untuk 30 tahun.
Dimulai dari sederhana, yakni pembebasan pajak buku, ini adalah gesture, PMK [peraturan menteri keuangan]-nya lagi disiapkan.

Kemudian, kita harus lihat proses menuju inovasi dan SDM yang berkualitas. Harus ada insentif untuk R & D, double diduction lagi disiapkan. Kita selalu jadi korban dari sukses kita, setiap pertumbuhan ekonomi tinggi, CA defisit. Karena CA defisit? Karena investmen kuat, saya sebagai kepala BKPM selalu mengorbankan Pak Gita [Wirjawan, Menteri Perdagangan] kalau saya berhasil.

Kalau saya berhasil, Pak Gita impornya repot. Kalau Pak Gita surplus, BKPM repot. Kan gak bisa kayak gini!

Ke depannya mesti bagaimana?

Jadi ke depan harus ada upaya untuk membuat ketergantungan impor bahan baku dan barang modal menurun. Otomotif berkembang, plastik dan steelnya kita harus impor. Karena petrochemical kita tidak punya industri di sini. Sehingga fiskalnya harus mendukung, salah satunya lewat intermdiate good Inilah gesture dari policy.

Tentunya itu harus dipersiapkan mulai dari RAPBN 2014?

Tentu kalau saya kasih fiskal insentif, ada pakem utama yang harus dijaga yakni kesinambungan fiskal. Saya gak bisa obral semua insentif kalau kemudian fiskalnya tidak terjaga.

Jika mau buat defisit fiskal aman, berapa amannya?

Itu kita bicara angka di bawah 1,5%. Untuk jaga fiskal defisit ada tiga yang harus dijaga, yakni keseimbangan primer. Karena kalau defisitnya besar, utangnya naik. Defisit dalam batas aman, ketiga rasio utang diupayakan turun.

Rasio utang 22%-23%. Ini terendah dalam sejarah. Kalau kita lihat negara-negara majunya rata-rata 30%.

 

Cuplikan wawancara sebelumnya:

MOMENTUM EMAS YANG HILANG

Cuplikan wawancara sesudahnya:

KITA TIDAK BISA MINTA TOLONG DPR UNTUK MENDESAK THE FED 

SAYA INGIN MEMBIKIN SUCCESS STORY

NGGAK BENAR DONG, INVESTOR MASUK KARENA INSEKTIF PAJAK

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lahyanto Nadie
Editor : Lahyanto Nadie
Sumber : Pewawancara: Sri Mas Sari, Ahmad Puja Rahman Altiar, Achmad Aris, Yeni H. Simanjuntak, Setyardi Widodo, Lahyanto Nadie, Arif Budisusilo

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper