Bisnis.com, JAKARTA - Penjualan ritel hingga H-10 hanya tumbuh 20% di bawah target 40%.
Hal itu disebabkan kondisi perekonomian di dalam negeri yang kurang kondusif seperti akibat kenaikan harga bahan bakar minyak, tarif listrik, serta kenaikan harga pangan.
Wakil Sekjen Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) Satria Hamid Ahmadi mengatakan penjualan hingga H-10 hanya bertumbuh 20% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, masih jauh di bawah target yang diperkirakan meningkat 40%.
Apalagi, pada puasa tahun ini berbarengan dengan masuknya tahun ajaran baru, harga produk ritel pun telah terkerek naik sekitar 10% hingga 15%.
Kondisi-kondisi tersebut yang membuat masyarakat lebih menahan pengeluaran dengan tidak massif berbelanja produk ritel, walaupun memiliki pemasukan lebih dengan adanya bonus dan THR.
"Hingga H-10, penjualan ritel memang meningkat 20% dari Ramadan tahun lalu, tapi tidak sesuai dengan target yang diharapkan naik 40%. Sebab, masyarakat terdesak dengan kenaikan listrik, BBM, dan pengeluaran anak sekolah sehingga lebih menahan pengeluaran dengan bijak membelanjakan uangnya," ucap Satria dihubungi Bisnis, Selasa (30/7/2013).