Bisnis.com, JAKARTA -- Pemerintah menyatakan terdapat 23 pabrik pengolahan bijih tambang atau smelter yang akan beroperasi pada 2014.
Direktur Pembinaan dan Pengusahaan Mineral Kementerian ESDM Dede Ida Suhendar mengatakan 23 smelter tersebut mengolah komoditas bijih besi, bauksit, mangan dan dan zirkon.
"Tahun depan akan ada 23 smelter yang beroperasi. Tentu kami harus evaluasi dari perusahaan -perusahaan tersebut," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/7/2013).
Komoditas tambang yang belum dapat mengolah bijih dan belum memiliki smelter adalah tembaga.
Dede menyebutkan karena pasokan tembaga hanya berasal dari Freeport dan Newmont, maka pemerintah sedang menunggu komitmen mereka dalam menjalin kerjasama dengan salah satu dari tiga pabrik smelter yang saat ini tengah mengajukan investasi.
Pemerintah menegaskan untuk ekspor bijih, saat ini mereka tetap berpegang pada UU No.4/2009 yang melarang ekspor pada 2014.
Ditjen Minerba menambahkan pertemuan rutin bersama pengusaha yang mengajukan proposal smelter pada Senin (22/7) dan Selasa (23/7). Mereka meminta kesungguhan para pengusaha untuk membangun pemurnian di dalm negeri.
Dede menerangkan beberapa smelter yang sudah ada sebelumnya seperti pengolahan bijih besi di Kalimantan Selatan akan ditinjau karena tiga pabrik yang ada di sana kekurangan pasokan.
"Padahal banyak perusahaan berstatus IUP di sana, tetapi mereka malah mengkespor bijih pasir besi," ujarnya.
Pemerintah baru menyadari kegiatan ekspor tersebut akhir-akhir ini. Terdapat sekitar 13 perusahaan IUP yang berada di sekitar pengolahan tersebut.
Menurutnya, hal ini sulit dicegah karena IUP dikelola oleh perusahaan daerah. Oleh karena itu, pemerintah pusat akan segera melarang penghentian ekspor dan melakukam tindakan agar pasokan pengolahan pasir besi di Kalsel tak alami kekurangan.