Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Lifting Gas Masih Dibawah Target

Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi lifting gas bumi pada semester pertama tahun ini mencapai 6.998 miliar British thermal unit per hari (BBtud).

Bisnis.com, JAKARTA—Realisasi lifting gas bumi pada semester pertama tahun ini mencapai 6.998 miliar British thermal unit per hari (BBtud).

Jumlah tersebut lebih rendah 4,32% dibandingkan realisasi semester 1-2012 lalu yang mencapai 7.310 BBtud.

Popi Ahmad Navis, Kepala Divisi Pemanfaatan Gas SKK Migas mengatakan rendahnya realisasi lifting gas bumi itu disebabkan adanya pemeliharaan kilang liquefied natural gas (LNG) Tangguh dan Bontang.

Selain itu, kerusakan trafo milik PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) juga ikut mempengaruhi rendahnya lifting gas semester 1 ini.

“Meski lifting gas bumi semester 1 ini lebih rendah dari periode yang sama tahun lalu, realisasi penyaluran gas melalui pipa dan LNG ke domestik meningkat menjadi 3.632 BBtud, sementara smester 1 tahun lalu hanya 3.557 BBtud,” katanya di Jakarta, Selasa (23/7/2013).

Realisasi lifting gas bumi semester 1 tahun ini yang sebesar 6.998 BBtud juga masih di bawah target sepanjang tahun ini yang sebesar 7.310 BBtud.

SKK Migas sendiri berharap pengembangan Lapangan South Mahakam yang dilakukan Total E&P Indonesie menambah produksi gas sebesar 115 MMscfd.

Kemudian pengembangan Lapangan Ruby oleh Pearl Oil Sebuku menambah 6,7 MMscfd, pengembangan Lapangan Musi Timur oleh Pertamina EP menambah 20 MMscfd, dan penambahan kapasitas di Epic Sengkang yang menambah produksi sebesar 12 MMscfd.

Popi mengungkapkan meningkatnya penyaluran gas melalui pipa dan LNG ke domestik itu disebabkan meningkatnya realisasi gas untuk industri menjadi 1.217 BBtud dari yang sebelumnya 1.235 BBtud.

Selanjutnya untuk meningkatkan lifting minyak naik menjadi 360 BBtud dari yang sebelumnya 314.

“LNG untuk domestik juga naik menjadi 194 BBtud dari sebelumnya 86 BBtud, dan ekspor LNG turun menjadi 2.342 BBtud dari 2.723 BBtud,” jelasnya.

Selain itu, realisasi penyaluran gas untuk listrik turun menjadi 944 BBtud dari 989 BBtud, alokasi untuk pupuk menjadi 654 BBtud dari 656 BBtud.

LPG untuk domestik juga turun menjadi 242 BBtud dari 290 BBtud, kemudian gas pipa ekspor turun menjadi 1.024 BBtud dari 1029 BBtud.

Pengamat energi dari ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro mengatakan sangat wajar jika realisasi penyaluran gas saat ini di bawah target yang telah ditetapkan.

Alasannya, beberapa tahun belakangan investasi migas memang relatif kecil, padahal migas yang diproduksi saat ini adalah hasil dari investasi tahun-tahun sebelumnya.

“Dari data yang ada, porsi investasi eksplorasi dalam beberapa tahun terakhir memang relatif kecil, makanya wajar jika produksi gas terus menurun. Untuk itu investasi eksplorasi harus terus ditingkatkan,” jelasnya.  (ra)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lili Sunardi
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper