Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Daging Impor, Jabar Minta Kepastian Kuota

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta kepastian kuota daging sapi impor dari Bulog, untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi dan menormalkan harga di pasar.

Bisnis.com, BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat meminta kepastian kuota daging sapi impor dari Bulog, untuk memenuhi kebutuhan yang tinggi dan menormalkan harga di pasar.

Gubernur Jabar Ahmad Heryawan mengatakan pihaknya saat ini terus berkoordinasi dengan pusat terkait jatah daging impor tersebut.

"Sebagai pasar daging terbesar, Jabar layak mendapat prioritas operasi pasar, meskipun pemerintah mendahulukan kawasan Jabodetabek untuk intervensi pasar,” katanya, Kamis (18/7/2013).

Heryawan mengaku pihaknya belum mengetahui kuota daging sapi impor untuk Jabar dan meminta Dinas Perindustrian dan Perdagangan untuk berkoordinasi dengan Bulog.

Dia menjelaskan kebutuhan daging di Jabar itu merata mulai dari Bandung, Sukabumi sampai Cianjur. Tetapi, untuk Cirebon dan Kuningan agak rendah.

Untuk itu, Disperindag Jabar akan menanyakan langsung ke Bulog soal jatah dan persediaan daging agar segera dikirim ke Jabar, sehingga operasi pasar bisa terlaksana.

“Kami koordinasi dulu, dagingnya kan milik Bulog. Diharapkan ketika impor datang, secara psikologis bisa turun [harga],” tegasnya.

Kepala Dinas Peternakan Jabar Koesmayadi Tatang Padmadinata mengatakan pihaknya masih tetap menunggu kepastian jatah dari Bulog soal daging sapi impor.

Menurutnya, Bandung akan menjadi prioritas operasi pasar karena harganya terbilang tinggi dibandingkan dengan daerah lain. “Saat ini baru Jabodetabek. Bandung nunggu
kepastian daging dari Bulog,” ujarnya.

Namun, pihaknya berharap guyuran daging sapi impor ke Jabar, jangan sampai membuat harga jual daging lokal tertekan karena akan merugikan peternak rakyat.

Koesmayadi berharap daging sapi impor hanya untuk menormalkan harga di pasar dari saat ini Rp100.000,bisa turun menjadi Rp80.000 per kg. “Kalau sampai Rp75.000 kasihan peternak rakyat akan rugi,” tegasnya.

Jabar setidaknya membutuhkan pasokan daging sapi sebesar 115.000 ton yang selama ini dipasok 73.000 dari luar pulau Jawa, dan 30.000 dari feedloater, serta sisanya dari peternak lokal.

“Situasi sekarang sudah kurang menguntungkan. Saat ini banyak peternak yang memilih menahan penjualan sapi untuk Iduladha,” ungkapnya.

Ketua Asosiasi Pengusaha Daging dan Sapi Potong Indonesia (Apdasi) Jabar Dadang Iskandar mengaku hingga saat ini daging impor oleh Bulog belum masuk ke Jabar.

Dia menyarankan agar Bulog tidak menggunakan daging impor tersebut lewat mekanisme operasi pasar, karena dalam banyak hal kurang efektif menekan harga.

Dia mengungkapkan kenaikan harga daging saat ini bukan di tingkat pedagang, tetapi industri besar.

Menurutnya, apabila daging impor langsung dilempar ke pasar, akan membuat pedagang merugi karena dipasok dari industri besar dengan harga yang masih tinggi. "Kami minta pedagang dilibatkan untuk distribusi daging impor ini, agar harganya bisa turun cepat." (Hedi Ardhia)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper