Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Komponen Otomotif: Daya Saing IKM Bergantung Kesempatan

Bisnis.com, JAKARTA--Industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif memastikan siap bersaing dalam memenuhi tingkat kandungan lokal komponen mobil murah dan ramah lingkungan sebesar 80%. Namun kemampuan IKM bersaing dengan perusahaan komponen papan

Bisnis.com, JAKARTA--Industri kecil menengah (IKM) komponen otomotif memastikan siap bersaing dalam memenuhi tingkat kandungan lokal komponen mobil murah dan ramah lingkungan sebesar 80%.

Namun kemampuan IKM bersaing dengan perusahaan komponen papan atas tergantung pada kesempatan yang diberi pemegang merek.

Ketua Koperasi Industri Komponen Otomotif M Kosasih mengatakan sebagai pengusaha kecil, IKM memerlukan keberpihakan pemerintah dan agen tunggal pemegang merek (ATPM) agar dapat bersaing dengan industri komponen besar.

Pendampingan ini bertujuan agar IKM menjual produknya sesuai keekonomian.

IKM sebagai second layer. Tidak semua komponen bisa disediakan first layer. Maka harus ada kebijakan terkait biaya produksi dan harga jual yang diberikan first layer ke second layer.

"Sekarang yang penting bagaimana soal pembagian keuntungan," tutur Kosasih kepada Bisnis, Rabu (17/7/2013).

Industri komponen otomotif yang disebut sebegai first layer merupakan pemasok berstatus OEM (Original Equipment Manufacturer).

Namun ada sebagian komponen yang dipenuhi dari perusahaan lain sebagai second layer disinilah IKM komponen otomotif bermain.

Tak semua komponen kendaraan bisa disediakan para pemain utama.

Karena itu, diperlukan keberpihakan pemerintah dan ATPM kepada IKM agar kebutuhan komponen yang tak bisa dipasok first layer bisa dipercayakan kepada pemain skala kecil dan menengah.

Selanjutnya harus dipikirkan pula bagaimana agar second layer yang banyak bergerak di bidang pencetakan komponen otomotif (pressing) bisa mendapat keuntungan memadai dari biaya produksi.

Pasalnya, pressing yang dilakukan IKM dihargai sangat murah.

"Kerjaan press itu bayarannya relatif sangat kecil. Sejak tahun 90-an satu shot itu biayanya sekitar Rp1. Jadi kalau satu mobil mesinnya 80 ton harganya Rp80 rupiah. Sekarang diminta harganya di bawah Rp1, ini akan menyulitkan IKM bersaing," ucap Kosasih. (ra)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : News Editor
Editor : Rustam Agus
Sumber : Dini Hariyanti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper