Bisnis.com, JAKARTA - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Mari Elka Pangestu menilai sudah banyak kreativitas busana muslim yang trendi dan memiliki merek sendiri dan melakukan inovasi.
Kemenparekraf bersama Asosiasi Perancang dan Penggusaha Mode Indonesia serta Islamic Fashion Consertium telah mencanangkan Indonesia sebagai kiblat mode busana muslim dunia pada 2020.
Kreativitasnya antara lain celana yang dibalut bentuk sarung, menggunakan bahan sutra. Dengan mempunyai brand, katanya, bisa mengangkat harga.
"Kalau garment tidak ada brand. Kalau fashion ada brand," katanya saat kunjungan kerja ke pusat grosir busana muslim di Blok A dan BLok B Pasar Regional Tanah Abang dan Thamrin City Mall, Kamis (11/7/2013).
Produk busana muslim itu sudah melakukan inovasi, misalnya dengan bahan sutra. Target pasar busana muslim di pusat perdagangan itu menyasar semua segmen mulai dari lapak sampai kelas butik.
Ada Dubai Street di Thamrin City untuk ekonomi kelas menengah atas. Penataannya berupa butik.
Di Pasar Regional Tanah Abang dan Thamrin City, katanya, merupakan pusat busana muslim yang berbasis budaya Indonesia. Ada pusat tenun dan batik. "Ini fashion berbasis kebudayaan Indonesia. Ada tenun dari Nusa Tenggara Timur, Bali," katanya.
Pelaksanaan kunjungan kerja itu dalam rangka menyambut Ramadan dan Idulfitri. Pada kunjungan itu, Mari berbelanja antara lain sandal pesta, atasan bordir, celana panjang pleat, Ini perkembangan fashion, blus batik, dan blus tenun torso dari Jepara.
Harga busana yang disukai Mari antara mulai dari Rp150.000 per potong. Produk fesyen, kata Mari, memberikan kontribusi PDB kedua besar dari 15 produk industri kreatif.