Bisnis.com, JAKARTA--Maspion Grup melalui salah satu anak usaha yakni PT Alumindo Light Metal Industry Tbk berminat investasi smelter pengolahan bauksit untuk alumina dan alumina ingot serta nikel.
Investasi itu bertujuan untuk memenuhi kebutuhan alumunium yang terus meningkat.
Hingga saat ini, kebutuhan perusahaan terhadap aluminium telah mencapai 200.000 ton per tahun yang dipasok dari Inalum dan impor.
Padahal, Inalum hanya memiliki kapasitas alumina ingot sebanyak 250.000 ton per tahun dengan mayoritas, 60% untuk ekspor.
Berarti hanya 40% atau 100.000 ton untuk memenuhi kebutuhan domestik. Adapun, pemerintah berjanji akan meningkatkan kapasitas produksi Inalum setelah pengambilalihan.
"Oleh karena itu, kami sangat mendukung pengembalian Inalum ke Indonesia, selain memang ada keinginan ke arah sana [membangun smelter]," ujar Presiden Direktur Maspion Grup Alim Markus seusai bertemu Menteri Perindustrian M.S. Hidayat, Rabu (10/7/2013).
Lebih lanjut, Alim mengatakan saat ini, penggunaan aluminium di dunia sudah mulai mendominasi. Beberapa alasan diantaranya bobot yang lebih ringan, kekuatan yang tak kalah dengan baja, tdak mudah korosi dan mudah dibentuk. Meski demikian, harga alumunium cenderung lebih mahal.
"Potensi bahan baku di dalam negeri cukup bagus, jadi sebenarnya bisa saja memproduksi [aluminium] ingot sendiri," tambahnya.
Meski demikian, saat ini belum ada nilai investasi yang pasti dari Maspion. Menperin M.S. Hidayat pun mengatakan dari pertemuan tersebut Maspion baru melaporkan minat berinvestasi untuk pembangunan smelter.