BISNIS.COM, JAKARTA-- Mengantisipasi pertumbuhan kinerja industri sektor otomotif nasional, PT Steel Pipe Industry of Indonesia Tbk (Spindo) memperluas pabrik di Kawasan Industri Mitrakarawang seluas 15 hektare. Perluasan pabrik ini menelan investasi Rp150 miliar.
General Manager Spindo Taufik Surya menargetkan perluasan pabrik memakan waktu 8 bulan, dan sudah dapat beroperasi pada April 2014.
Selain perluasan, Spindo juga menambahkan mesin slitter 1 unit, tube mill 3 unit, dan mesin pemroses press and cut berkecepatan tinggi 8 unit. Pabrik pertama dilengkapi lima mesin produksi ERW Steel Pipe.
"Tambahan kapasitas produksi per tahun menjadi sekitar 60.000 ton. Pabrik pertama kapasitasnya 42.000 ton per tahun. Pabrik yang baru akan fokus untuk memproduksi pipa baja berdiameter maksimal 6 mm hingga 9 mm dan lebih tebal. Cocok untuk otomotif terutama mobil dan alat berat," ujar Taufik, Rabu (3/7).
Taufik memaparkan, produksi mobil ke depan akan semakin meningkat, dipicu munculnya regulasi low cost green car (LCGC) oleh Kementerian Perindustrian. Dalam regulasi disebutkan penggunaan komponen lokal atau tingkat komponen dalam negeri (TKDN) minimal 80%.
Selama ini, kata Taufik, pipa baja untuk mobil masih mengandalkan impor. Adapun pangsa pasar pipa baja mobil Spindo saat ini masih 5%. Dengan perluasan pabrik dan regulasi LCGC, Taufik menargetkan mampu merebut pangsa pasar minimal 20% pada 2015.
Selain mobil, perluasan pabrik Spindo juga mengincar pasar alat berat. Rencana pemerintah melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi (MP3EI) dinilai mampu memacu pertumbuhan infrastruktur yang otomatis memerlukan alat berat.
"Saat ini memang kami belum memproduksi untuk alat berat. Namun, nanti ketika sudah berproduksi [perluasan pabrik] kami akan mulai menyediakan pipa baja untuk konveyor dan alat berat lainnya," ungkap Taufik.