BISNIS.COM, JAKARTA—Ditjen Pengelolaan Utang (DJPU) Kemenkeu masih memiliki beberapa opsi untuk menyiasati tingginya permintaan imbal hasil [yield] akibat ketidakpastian perekonomian global yang masih terjadi.
Robert Pakpahan, Direktur Jenderal Pengelolaan Utang Kemenkeu, mengatakan opsi tersebut a.l. menyasar penerbitan SBN bertenor lebih pendek atau penerbitan SBN berdenominasi valas [global bonds].
“Menyasar [SBN] tenor lebih pendek, tapping global bonds karena agar bunganya lebih rendah. Strategi kami sebenarnya tidak kaku,” ujarnya di DPR, Selasa (25/6).
Seperti diketahui, sampai saat ini tingkat yield SBN cenderung mengalami peningkatan, baik yang domestik maupun valas. Berdasarkan data DJPU, tingkat yield SBN domestik dan valas bertenor 5 tahun per 31 Mei 2013, berturut-turut sebesar 5,16% dan 2,57%.
Tingkat yield tersebut lebih tinggi dibandingkan posisi Desember 2012 dengan tingkat yield SBN domestik dan valas bertenor 5 tahun, berturut-turut sebesar 4,65% dan 2,141%. Apalagi, saat ini pemerintah berencana menambah penerbitan SBN.
Dalam APBN-P 2013, pemerintah berencana menambah penerbitan SBN netto sebesar Rp51,36 triliun sehingga target penerbitan SBN netto dalam APBN-P 2013 menjadi Rp231,8 triliun dari target awal yang sebesar Rp180,44 triliun.
Penambahan SBN terjadi karena adanya peningkatan defisit anggaran dari 1,65% pada APBN 2013 menjadi 2,38% dalam APBN-P 2013. Akibatnya, pembiayaan defisit anggaran pun ikut bertambah menjadi sebesar Rp224,19 triliun dari awalnya yang hanya sebesar Rp153,34 triliun.