BISNIS.COM, BOGOR—Kementerian Koperasi dan UKM merekomendasikan model pengembangan inkubator bisnis dan teknologi Jepang diadopsi dan dikembangkan di Asia Tenggara, khususnya Indonesia, untuk memperkuat pelaku usaha kecil dan menengah.
Deputi Bidang Pengkajian UKMK Kementerian Koperasi dan UKM, I Wayan Dipta, menjelaskan adopsi metoda Jepang untuk pengembangan UKM memang perlu dilakukan karena negara itu merupakan negara paling sukses menyelenggarakan inkubator bisnis dan teknologi.
”Indonesia dan beberapa anggota Asean lainnya memang telah melaksanakan program sama dengan Jepang. Akan tetapi metodologinya lebih komprehensif,” katanya saat membuka workshop kerja sama Asean melalui perkuatan inkubator bisnis dan teknologi di Bogor, Jumat (14/6/2013).
Oleh karena itu, katanya, Indonesia pada kesempatan itu merekomendasikan kepada anggota Asia Tenggara lainnya untuk bersedia dan segera mengadopsi inkubator bisnis dan teknologi dari Jepang. Dia berharap melalui workshop usulan tersebut bisa diterima.
Menurut dia, apabila proyek ini diterima, segera dirancang model pengembangan inkubator bisnis dan teknologi di setiap negara anggota. Khususnya untuk mendukung pengembangan kewirausahaan yang efektif dan efisien.
Selain itu untuk memperkuat pelaku usaha kecil dan menengah di negara masing-masing melalui inkubasi. Pada akhirnya disinergikan dengan seluruh negara anggota dengan membentuk networking inkubator bisnis dan teknologi .
”Dalam konteks pengembangan program tersebut, tetap akan didukung Japan Asean International Fund (JAIF). Sedangkan kegiatan yang diimplementasikan meliputi konsultasi dengan nara sumber dari Jepang serta UKM di Jepang,” tutur Wayan Dipta.
Salah satu keunggulan inkubator bisnis dan teknologi Jepang adalah kepedulian dari alumni lembaga inkubator tersebut. Mereka dengan dedikasi tinggi bahkan turut membiayai pendirian lembaga inkubator. Termasuk pembiayaan yang dibutuhkan UKM yang masuk dalam pelatihan lembaga itu.
Kementerian Koperasi dan UKM, katanya juga berkeinginan agar ada semacam perhatian dari alumni lembaga inkubator di Indonesia yang telah berhasil menelurkannya menjadi pengusaha sukses. Maksudnya, agar lembaga itu juga tidak tergantung terus terhadap pemerintah.
Adapun model inkubator bisnis dan teknologi yang diusulkan Indonesia dalam jaringan Asia Tenggara tersebut adalah, information, communication amd telecommunication (ICT), prosesing di bidang agrobisnis, agroindustri, bioteknologi, manufacturing dan kerajinan tangan, bido technology serta model inkubator maya atau vitual inkubation model.