BISNIS.COM, JAKARTA—Rencana kebijakan pemerintah menetapkan harga beli petani (HBP) untuk kedelai perlu ditambah instrumen lain. Beleid yang mengatur tata cara pelaksanaan harus memuat target serapan Bulog hingga 20% produksi nasional.
Pakar dari Institut Pertanian Bogor (IPB) Hermanto Siregar menilai rencana Kementerian Perdagangan untuk menetapkan harga pada kisaran Rp6.700-Rp6.900 per kg sudah tepat untuk menstimulasi petani agar memproduksi kedelai.
“Akan tetapi, bila serapan Bulog sedikit akan percuma. Kedelai petani akan banyak yang dibeli oleh swasta dengan harga di bawah ketentuan. Minimal harus 20% dari total produksi saat ini,” kata Hermanto saat dihubungi Bisnis, Senin (10/6/2013).
Hermanto berpendapat Bulog harus bisa menjadi acuan para pembeli kedelai. Caranya adalah dengan menjadi penyerap terbanyak produksi petani. Jika terus konsisten, petani pasti akan menolak pembeli dengan harga rendah.
Dia menambahkan implementasi penetapan harga ini juga harus diawasi oleh pemerintah. Jangan sampai ada pihak yang membeli kedelai tidak sesuai ketetapan. Mekanisme pasar tentu saja membutuhkan waktu untuk menyesuaikan angka ini.
Selain itu, Bulog harus mendapat bantuan dana dari pemerintah. Banyaknya tugas Bulog untuk menstabilisasi harga beberapa komoditas bisa tidak optimal bila dana yang digunakan untuk menyerap produksi tidak mencukupi.