Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IMPOR BARANG MODAL Belum Pulih, Kadin Waspadai Risiko Penurunan Investasi

BISNIS.COM, JAKARTA—Kamar Dagang Indonesia mewaspadai risiko penurunan investasi akibat belum pulihnya kinerja impor barang modal yang terjadi di tahun ini.

BISNIS.COM, JAKARTA—Kamar Dagang Indonesia mewaspadai risiko penurunan investasi akibat belum pulihnya kinerja impor barang modal yang terjadi di tahun ini.

“Kita akan lihat apakah penurunan impor barang modal itu sinyal bahwa arus investasi akan menurun. Menurut hemat saya, kita harus jaga jangan sampai [investasi] menurun,” kata Ketua Kadin Suryo Bambang Sulisto di Kemenko, Selasa (4/6/2013).

Menurutnya, investasi merupakan salah satu penopang utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Selain berkontribusi besar dalam pertumbuhan ekonomi, sambungnya, investasi yang masuk akan mendukung penciptaan lapangan pekerjaan.

Selain itu, investasi yang masuk diharapkan mampu mendorong terciptanya manufaktur yang berorientasi ekspor. “Nantinya, kemungkinan bisa membantu peningkatan ekspor,” ujarnya.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan penurunan impor barang modal sudah mulai terjadi sejak Desember 2012 dengan penurunan sebesar 19% year-on-year (yoy). Adapun, sepanjang Januari sampai April 2013 terjadi penurunan impor barang modal sebesar 17,67% dibandingkan periode yang sama tahun lalu, yaitu dari US$12,5 miliar menjadi US$10,3 miliar.

Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Hatta Rajasa mengatakan buruknya kinerja impor barang modal tahun ini hanya bersifat sementara saja. Menurutnya, impor barang modal akan segera mengalami perbaikan sehingga laju investasi kembali membaik.

“Itu hanya temporary terjadinya karena impor barang modal sebelumnya kan cukup tinggi. Nanti siklus perbaikannya akan datang sehingga investasi kita akan bagus,” ujarnya.

Pada kuartal I/2013, pertumbuhan investasi mengalami perlambatan dengan laju pertumbuhan hanya 5,9% yoy. Padahal secara kuartalan, laju pertumbuhan investasi pada tahun lalu berkisar antara 7,3% dan 12,3% yoy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hedwi Prihatmoko
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper