BISNIS.COM, JEPARA—Nilai ekspor produk kayu berdokumen Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (v-legal) terus meningkat, mencapai US$2,34 miliar pada 27 Mei 2013.
Bila dibandingkan dengan pencapaian pada 10 Mei 2013, nilai ekspor produk kayu berlogo v-legal hanya mencapai US$2,06 miliar.
Berdasarkan Pusat Data untuk Sertifikasi Legalitas Kayu, Lisence Informasi Unit (LIU) yang diperoleh Bisnis melalui Multistakeholders Foresty Pogramme (MFP II), pada 27 Mei, tercatat ada sekitar 30.212 dokumen ekspor dengan berat bersih 3,02 juta ton.
Sementara itu, Pada 10 Mei, tercatat ada 25.602 dokumen V-Legal yang diterima dan disetujui oleh Indonesia National Single Window (INSW), dengan berat bersih 2,64 juta ton.
Direktur MFP Diah Rahardjo mengatakan Indonesia sangat siap menerapkan Sistem Verifikasi Legalitas Kayu (SVLK).
Menurutnya, justru negara Uni Eropa yang belum siap menghadapi hal ini. "Begitu perjanjian negosiasi disepakati, peluang ekspor Indonesia akan lebih besar lagi. Setidaknya dari China sulit masuk juga,"katanya, Senin malam (3/6/2013).
Dengan SVLK, pemerintah dapat memantau kegiatan ekspor produk kayu Indonesia secara lebih mutakhir karena system ini mengharuskan setiap kegiatan ekspor produk kayu disertai oleh dokumen V-Legal.
Dokumen tersebut merupakan dokumen lisensi ekspor produk kayu dan berlaku untuk 26 HS-Code. Pada 1 Januari 2014, V-Legal akan berlaku untuk 40 HS-Code seperti yang diatur dalam Permendag No.64/2012.
