Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PEMBANGKIT LISTRIK: Pemerintah Tambah Kapasitas FTP II Jadi 15.000 MW

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambah kapasitas listrik dalam program percepatan (fast track program/FTP) tahap II menjadi 15.000 megawatt (MW) dari yang sebelumnya hanya 10.000 MW.

BISNIS.COM, JAKARTA--Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menambah kapasitas listrik dalam program percepatan (fast track program/FTP) tahap II menjadi 15.000 megawatt (MW) dari yang sebelumnya hanya 10.000 MW.

Menteri ESDM Jero Wacik mengatakan usulan penambahan kapasitas dalam FTP II itu disebabkan melimpahnya produksi batu bara dalam negeri. Apalagi, sebagian besar produksi batu bara saat ini masih diekspor untuk memenuhi kebutuhan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) di luar negeri.

“Kami ingin tambah FTP 2 menjadi 15.000. Batu bara nasional kan melimpah, kami juga dapat memanfaatkan teknologi pembangkit listrik mulut tambang,” katanya di Jakarta, Sabtu (1/6/2013).

Wacik mengungkapkan untuk membangun PLTU tidak memerlukan waktu terlalu lama, karena saat ini teknologi PLTU sudah jamak digunakan. Sebagai contoh, saat ini di Paiton sudah ada PLTU dengan kapasitas 815 MW, di Tanjung Jati 2X660 MW, dan Cirebon sebesar 660 MW.

Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman mengatakan 5.000 MW tambahan dalam FTP II berasal dari pembangkit listrik kapasitas besar yang sudah ada dalam rencana umum penyediaan tenaga listrik (RUPTL).

“Itu kan ada pembangkit listrik dalam RUPTL dengan kapasitas besar, nah itu dimasukkan ke dalam FTP II agar pembangunannya lebih cepat,” ungkapnya.

Dalam proyek itu, pemerintah akan memperbanyak keterlibatan pengembang listrik swasta (independent power producers/IPP), sehingga diharapkan mulai 2018 listrik dari tambahan 5.000 MW tersebut sudah masuk ke dalam sistem PT Perusahaan Listrik Negara (Persero).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Lili Sunardi
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper