BISNIS.COM, JAKARTA—Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) menyatakan minat investor untuk berinvestasi ke Indonesia akan berkurang bila pertumbuhan ekonomi di Indonesia terus turun.
Kunci yang harus dilakukan pemerintah adalah segera memberikan keputusan kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Wakil Ketua Umum Apindo Franky Sibarani mengatakan prediksi Bank Indonesia mengenai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,09 % - 6,01 % pada kuartal II ini dinilai wajar. Pasalnya, memang masih ada kendala dalam perekonomian Indonesia yang diakibatkan oleh beberapa hal, salah satunya defisit neraca perdagangan dan neraca keuangan.
“Defisit tersebut karena beberapa hal, yakni keputusan kebijakan BBM subsidi yang tidak jelas, kenaikan upah minimum regional (UMR) yang tidak rasional dan terjadinya penurunan ekspor yang signifikan. Ini juga membuat cadangan devisa tergerus,” katanya kepada Bisnis hari ini, Jumat (31/5/2013).
Menurutnya, pertumbuhan ekonomi kemungkinan besar tidak kan turun bila tidak ada faktor-faktor penghambat tersebut. Turunnya pertumbuhan ekonomi mau tidak mau berpengaruh pada daya tarik minat investasi di Indonesia.
“Tentu ada pengaruhnya, minat investasi akan berkurang. Namun, Indonesia tetap akan menjadi negara tujuan investasi selama tidak ada negara lain yang pertumbuhan ekonominya melebihi Indonesia,” terangnya. Saat inii, lanjut Franky, Indonesia masih berada diurutan kedua setelah China dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi.
“Selama pertumbuhan ekonomi di atas 6 %, itu bagus. Tapi sekali lagi kuncinya yang harus dilakukan pemerintah adalah memberikan kepastian kebijakan BBM subsidi, ” tambahnya.