BISNIS.COM, JAKARTA—Chairul Tanjung, pengusaha sekaligus pemegang 10,8% saham Garuda Indonesia, menegaskan perekonomian dan bisnis aviasi yang positif menjadi penarik animo investor masuk ke bisnis penerbangan.
Menurut dia, besarnya potensi pasar itu membuat persaingan setiap maskapai penerbangan, baik layanan penuh maupun bertarif murah atau low cost carrier (LCC), sangat tinggi.
“Problemnya tentu menghadapi peluang besar, semua orang ingin masuk ngambil market. Nah di sini terjadi persaingan yang luar biasa antara satu maskapai penerbangan dengan maskapai lain,” katanya ditemui di Cengkareng, Minggu (26/5/2013).
Menurut pendiri CT Corp yang membawahi lini bisnis media, keuangan, dan perbankan ini, paling efektif saat ini bagi maskapai penerbangan untuk mengembangkan bisnis di tengah pertumbuhan ekonomi saat ini.
Pertumbuhan ekonomi itu, katanya, mendorong masyarakat memiliki kebutuhan yang tinggi akan transportasi udara baik untuk keperluan bisnis hingga kepentingan lain.
“Kebutuhan orang untuk moving dari satu daerah ke daerah lain, baik dari sisi ekonomi, mau usaha, meeting, maupun hanya sekadar untuk mengunjungi keluarga,” katanya.
Oleh karena dia mengingatkan kepada PT Garuda Indonesia Tbk, operator maskapai Garuda Indonesia agar tetap meningkatkan layanan di tengah ketatnya persaingan itu meski dinilai maskapai itu memiliki keunggulan.
“Garuda grup punya keunggulan kompetitif, kenapa? Karena dia paling tua, paling pengalaman, paling punya infrastruktur memadai. Cuma dalam era kompetisi Garuda engga boleh lengah, karena kalau lengkah pemain baru akan ambil pasarnya,” pesannya.
Chairul Tanjung punya saham di Garuda melaui PT Trans Airways yang resmi membeli 10,88% saham atau 2,47 miliar saham maskapai BUMN itu pada April tahun lalu dari tiga sekuritas yakni PT Danareksa Sekuritas, PT Bahana Securities, dan PT Mandiri Sekuritas pada harga Rp620 per saham.
Chairul menegaskan langkah Garuda memisahkan dua segmen usaha yakni kelas premium dan LCC melalui maskapai Citilink sangat tepat dari segi strategi bisnis.
“Tentu engga bisa gaya Garuda dipindahkan langsung. Jadi bagaimana agar Citilink ini safety-nya sama seperti Garuda tapi harga [tarif] paling murah, ini tantangan buat Citilink,” katanya.