Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

CHAIRUL TANJUNG: Saya Tak Niat Jual Saham Garuda

BISNIS.COM, JAKARTA—Chairul Tanjung, pengusaha media dan salah satu orang terkaya di Indonesia, menegaskan tak akan menjual saham PT Garuda Indonesia Tbk dan menjadikan saham maskapai ‘pelat merah’ itu sebagai investasi.

BISNIS.COM, JAKARTA—Chairul Tanjung, pengusaha media dan salah satu orang terkaya di Indonesia, menegaskan tak akan menjual saham PT Garuda Indonesia Tbk dan menjadikan saham maskapai ‘pelat merah’ itu sebagai investasi.

“Engga [niat]. Saya membeli saham Garuda tidak untuk menjual kembali. Garuda Indonesia sebagai investasi strategis kami, tidak untuk portofolio untuk diperjualbelikan,” katanya ditemui di Hanggar Garuda Maintenance Facility (GMF) di Cengkareng, Minggu (26/5) malam.

Pendiri CT Corp yang mengelola bisnis media hingga bisnis keuangan dan perbankan itu pada April tahun lalu memborong 10,9% saham Garuda Indonesia melalui PT Trans Airways pada harga Rp620 per saham

Pada perdagangan tadi siang, Bloomberg mencatat harga saham Garuda dengan kode saham GIAA ini bertengger pada level Rp590 per saham, naik 1,72% dari pembukaan perdagangan pagi tadi.

Dia menilai penurunan harga saham Garuda itu sebetulnya merupakan mekanisme pasar saja sehingga dirinya optimistis dengan pertumbuhan bisnis penerbangan yang tinggi akan mendorong pergerakan harga saham.

“Filosofisnya harga saham itu kan pasar yang melihat, kita kan tidak memiliki harga. Kita lihat perkembangannya, kalau perusahaan maju dan makin berkembang harga saham akan naik,” katanya.

Terkait dengan rencana Garuda menerbitkan saham baru atau right issue Chairul mengatakan hal itu tergantung dengan keputusan pemegang saham yakni pemerintah.

“Tergantung pemerintah, kan pemegang saham mayoritas kan pemerintah. saya [hanya] pemegang saham mayoritas untuk saham publik. jadi nanti terserah pemerintah, kami akan ikuti,” katanya.

Dalam RUPS perseroan akhir bulan lalu, pemegang saham Garuda menyetujui rencana right issue yang diperkirakan saham yang akan dilepaskan ke publik mencapai 10%.

Dalam right issue, jika pemegang saham publik tak menyetor tambahan dana untuk membeli saham baru itu, kepemilikan sahamnya akan berkurang atau terdilusi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : M. Tahir Saleh
Sumber : M. Tahir Saleh
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper