BISNIS.COM, JAKARTA— Menteri Pekerjaan Umum Djoko Kirmanto kembali menegaskan studi keyakan Jembatan Selat Sunda (JSS) akan dilakukan oleh pemrakarsa yakni PT Graha Banten Lampung Sejahtera (GBLS).
Kementerian PU, paparnya hingga sejauh ini terus mengumpulkan sebanyak mungkin data yang dapat digunakan oleh pemprakarsa dalam melakukan kajian studi kelayakan. Pengumpulan data itu dijadwalkan selesai pada 2014.
“Fiability Study belum dilakukan, tapi jika ini (pengumpulan data) jalan maka FSnya jalan. Tapi sekarang bahan-bahan untuk melakukan FS terus dilakukan. Karena resminya, nanti FS yang lakukan adalah pemrakarsa. Kita berusaha untuk tidak pakai APBN,” ujar Djoko di Jakarta, Kamis (23/5/2013).
Ia menjelaskan pihaknya dalam waktu dekat akan merampungkan pengumpulan data yang akan dimanfaatkan oleh GBLS untuk melakukan studi kelayakan. Bahkan pihaknya sudah melaporkan proyek itu kepada Menko untuk dibahas. Namun pembahasan JSS baru dapat dilakukan setelah pembahasan BBM selesai.
Ketika dikonfirmasi terkait kebutuhan dana untuk studi kelayakan pembangunan JSS yang diperkirakan mencapai Rp1,5 triliun, Ia mengakui belum mengetahui besaran kebutuhan dana untuk studi kelayakan itu. Namun ia mamastikan studi kelayakan itu tidak akan menggunakan APBN.
"Kita berusaha untuk tidak pakai APBN. Pembangunannya nanti bisa dikasih pemrakarsa ataupun konsorsium BUMN. Ini masih dalam pembahasan," tegasnya.