Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STOK BERAS: Bulog Kaltim Yakin Target 16.000 Ton masih Aman

BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Bulog Divisi Regional Kalimantan Timur mengaku belum terpengaruh dengan musibah banjir dan serangan hama wereng pada sejumlah lahan padi di Penajam Paser Utara, terhadap target pengadaan beras tahun ini yang mencapai 16.000 ton.Kepala

BISNIS.COM, BALIKPAPAN--Bulog Divisi Regional Kalimantan Timur mengaku belum terpengaruh dengan musibah banjir dan serangan hama wereng pada sejumlah lahan padi di Penajam Paser Utara, terhadap target pengadaan beras tahun ini yang mencapai 16.000 ton.

Kepala Divre Bulog Kaltim Abdul Nadjid menyebutkan produksi beras dari kabupaten itu masih bertahan pada kisaran 4.000 ton hingga pertengahan Mei kemarin.

Dia menambahkan angka ini masih bisa dianggap belum mempengaruhi produksi karena terdapat dua kali masa panen, hingga tiga kali pada beberapa lokasi persawahan tertentu.

“Kecuali kalau angka produksinya kurang dari 4.000 ton baru bisa dikatakan terpengaruh,” ujarnya kepada Bisnis, akhir pekan lalu.

Tahun lalu, beras dari Penajam Paser Utara (PPU) menyumbang 7.400 ton dari total pengadaan hingga 15.000 ton.

Penambahan target prognosa tahun ini masih bisa direalisasikan karena ada juga tambahan penyerapan dari daerah lain seperti Bulungan, Samarinda dan Kutai Kartanegara.

Bencana banjir itu terjadi pada pertengahan April ketika usia padi sudah hampir siap untuk dipanen.

Banjir yang terjadi akibat meluapnya Sungai Longkali tersebut menenggelamkan sekitar 300 hektare sawah yang ada di Kecamatan Babulu, PPU.

Sebelumnya, serangan hama wereng dan tikus juga menerjang daerah yang menjadi sentra produksi beras tersebut.

Nadjid mengatakan pihaknya telah berkoordinasi dengan mitra kerja yang berada di PPU untuk meningkatkan penyerapan beras.

Pengadaan beras Bulog Divre Kaltim, diakui Nadjid, memang bergantung besar terhadap produksi sawah dari PPU.

Ada produksi dari Kabupaten Kutai Kartanegara yang juga cukup besar tetapi kurang bisa terserap karena banyak perusahaan tambang yang menggunakan produk beras lokal.

Nadjid mengatakan pihaknya masih akan mengandalkan jaringan semut untuk merealisasikan target prognosa beras tersebut.

Jaringan semut merupakan mitra Bulog yang membeli beras dalam jumlah kecil pada masing-masing penggilingan padi.

Kepala Bidang Tanaman Pangan Dinas Pertanian, Peternakan, Perikanan dan Kelautan (DP3K) PPU Misran Hariyadi mengatakan pasti akan ada pengaruh produksi akibat terjadinya banjir dan serangan hama tanaman.

“Kalau dari hama saja bisa mengganggu produksi 30% dari angka normal. Belum ditambah dengan gagal panen akibat banjir,” tukasnya.

Penurunan angka produksi hingga 30% tersebut terjadi pada padi yang belum siap panen karena tidak bisa langsung dipanen.

Adapun, padi yang sudah cukup umur bisa segera dipanen dini kendati secara produksi belum bisa optimal.

Kondisi berbeda terjadi pada banjir karena seluruh tanaman akan rusak karena terjangan air yang meluap.

Misran mengatakan tanaman yang terendam banjir akan membusuk batangnya sehingga tidak bisa lagi dipanen.

Dampak banjir diakuinya tidak terlalu besar mengingat kejadian tersebut datang setelah sebagian sawah sudah selesai dipanen sehingga tidak seluruh padi mengalami kerusakan.

Namun, dirinya belum bisa memastikan kemungkinan penurunan produksi akibat banjir ini.(ras/yop)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Editor : Yoseph Pencawan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper