BISNIS.COM, JAKARTA--Kalangan pengusaha menargetkan pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal II tahun ini sekitar 7 % dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu..
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sofyan Wanandi mengatakan pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal II ini tidak lebih dari pertumbuhan sepanjang tahun lalu.
Menurutnya, pemerintah terlalu optimis bila menargetkan pertumbuhan di atas 7 %.
"Pemerintah sampai sekarang masih terlalu optimis, padahal semua sudah mengalami penurunan, "kata Sofyan ketika dihubungi Bisnis, Minggu (19/5/2013).
Menurutnya, industri akan tumbuh bila penjualan dalam negeri meningkat dan ekspor meningkat. Namun kenyataannya, hingga kini penjualan dalam negeri dan ekspor menurun.
Pihaknya hanya bisa menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 7% atau sama dengan pertumbuhan sepanjang tahun lalu.
Senada dengan Sofyan, Ketua Umum Kamar Dagang Industri (Kadin) Suryo Bambang Sulisto mengatakan pihaknya hanya menargetkan pertumbuhan industri manufaktur sebesar 7 %.
Pasalnya, pihaknya merasa industri masih belum mendapat kepastian mengenai rencana penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
"Kemudian penjualan dalam negeri juga, saya melihatnya masih stagnan, tapi siapa tahu pemerintah (Kementerian Perindustrian) punya data lengkap yang saya tidak punya, ucapnya.
Meski begitu, pihaknya memberikan sambutan positif atas optimistis pemerintah yang berani menargetkan pertumbuhan kuartal II tahun ini hingga 9%.
Dia memperkirakan, target pertumbuhan hingga 9 % tersebut didorong oleh investasi tahun sebelumnya yang baru terealiasi. Kemudian juga, lantaran kegiatan produksi yang sudah dimulai.
"Kalau memang seperti itu bagus sekali. Namun saya perkirakan kuartal II ini pertumbuhannya hanya 7%, saya konservatif saja."
Menteri Perindustrian MS Hidayat memperkirakan pertumbuhan industri manufaktur pada kuartal II tahun ini bisa mencapai 9%. "Bisa 9%, sekarang kegiatan produksi sudah mulai, investasi sudah terealisasi," katanya.(yop)