BISNIS.COM, JAKARTA—Pelaku usaha angkutan menolak rencana pemerintah menaikkan harga bahan bakar jenis solar, meskipun ditetapkan lebih rendah dibandingkan dengan penaikan harga premium.
Wakil Ketua Umum Gabungan Perusahaan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (Gapasdap) Bambang Harjo mengatakan subsidi BBM untuk angkutan publik dan logistik seharusnya tidak dikurangi karena menopang pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.
"Angkutan seperti kapal penyeberangan atau ferry sangat vital karena berfungsi sama seperti jembatan yang menghubungkan ekonomi antarpulau. Jadi, sama dengan infrastruktur lain yang dibangun dan disubsidi oleh pemerintah," katanya, Rabu (15/5/2013).
Apabila subsidi BBM itu tetap dipangkas, lanjut Bambang, ekonomi bisa terpukul karena langsung melonjakkan biaya logistik dan angkutan umum.
Akibatnya, penyedia jasa angkutan akan kesulitan mengoperasikan armada mereka, terutama menjelang libur panjang sekolah dan Lebaran. “Kecuali tarif langsung dinaikkan minimal setara dengan pemangkasan subsidi BBMm” ujarnya.
Pemerintah mewacanakan penaikan harga yang berbeda untuk BBM subsidi, yakni naik Rp1.000 per liter untuk solar dan Rp2.000 per liter untuk premium.