BISNIS.COM, JAKARTA-Perekonomian Indonesia akan membaik pada 2014, menyusul keputusan penaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada tahun ini.
Plt. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Bambang P.S. Brodjonegoro mengatakan kenaikan BBM bersubsidi memang berisiko mendorong laju inflasi 2013 ke kisaran 7% dan mengganggu daya beli masyarakat.
Namun, langkah tersebut berimplikasi pada stabilitas ekonomi di tahun berikutnya.
"[Dengan kenaikan harga BBM bersubsidi di 2013] Inflasi di 2014 akan lebih rendah karena sudah dimulai dari base yang tinggi di 2013, selain itu kondisi inflasi akan lebih stabil karena kepastian yang lebih tinggi," ujarnya dalam acara Investor Forum Mandiri Sekuritas Group 2013, Rabu (15/5/2013)
Kondisi inflasi yang lebih stabil, lanjutnya, juga menyebabkan upaya pemerintah dalam menurunkan tingkat kemiskinan menjadi lebih baik.
Gejolak inflasi terutama disumbangkan oleh komponan harga bergejolak yang berasal dari kelompok kebutuhan pokok. Padahal, pengeluaran kelompok kebutuhan pokok mencapai 60%-70% kelompok masyarakat miskin.
Selain kondisi inflasi yang stabil, kenaikan harga BBM bersubsidi tahun ini akan memberikan ruang fiskal yang lebih luas dalam APBN 2014.Akibatnya, kontribusi APBN sebagai stimulus perekonomian dalam akan meningkat.
Bambang menambahkan kondisi perekonomian global yang diperkirakan makin membaik pada 2014 juga akan mendongkrak perekonomian dalam negeri. "Saya yakin perekonomian Indonesia bisa di atas 6,5% tahun depan. Jadi, Indonesia bisa lebih berkonsentrasi pada Pemilu," pungkasnya. (mfm)