BISNIS.COM, JAKARTA--Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta mempersiapkan sedikitnya 10 perusahaan anggotanya untuk melakukan penetrasi pasar menghadapi liberalisasi logistik di Asean yang berlangsung sejak awal tahun ini.
Ketua ALFI DKI Sofian Pane mengatakan, 10 perusahaan yang akan digiring masuk pasar Asean yakni Internusa Hasta Buana, Graha Segara, Ampat Yasa Intermoda, Masaji Kargo Tama, Adhi Caraka, Puninar Jaya, Airin, Iron Bird, Andhika Jasa Logistindo dan Gateway Cont ainer Line.
Dia mengungkapkan kondisi pasar domestik masih wait and see, bahkan cenderung tak ada kepastian usaha karena saat ini persaingan sudah sangat terbuka dan ketat. "Tidak hanya persaingan dengan luar negeri tetapi juga dengan PT Pelindo II di Tanjung Priok yang membangun anak usaha baru di jasa logistik," ujarnya hari ini, Kamis (2/5/2013).
Menurutnya, jika monopoli tetap dilakukan oleh Pelindo II khususnya di Priok, stakeholders di pelabuhan itu atau sekitar 1.400 perusahaan forwarder di DKI Jakara terancam gulung tikar.
Untuk itu, pihaknya akan fokus pada penyelamatan anggota perusahaan forwarder dan logistik di Priok, yang saat ini dilakukan oleh tim internal agar perusahaan-perusahaan itu dapat melakukan penetrasi pasar ke luar negeri.
“Kami sedang menyaring forwarder papan atas untuk mampu masuk pasar Asean,” ujarnya.
Sofian mengatakan hal itu sangat penting karena perlakuan dari pemain logistik di Asean lebih efisien dan terukur. Namun sebaliknya di Tanah Air, khususnya biaya logistik banyak yang dimanipulasi.
Sofian mencontohkan biaya di pelabuhan Priok selama ini tidak bisa terukur dengan pasti, sehingga pemilik barang kesulian menghitung biaya pengeluaran sebenarnya. “Bahkan sudah ada perusahaan manufaktur yang melaporkan ke ALFI dan berancang-ancang untuk hengkang dari Indonesia,” tegasnya.