BISNIS.COM, JAKARTA—Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi bekerjsama dengan PT Dirgantara Indonesia, mengembangkan teknologi kedirgantaraan, dengan memproduksi pesawat udara nir awak (PUNA) Wulung.
Marzan A. Iskandar, Kepala BPPT, mengatakan pihaknya sudah melakukan dan menghasilkan PUNA Wulung. "Kini tinggal digunakan oleh yang berkepentingan. Saat ini hasil penelitian kami ini bisa dipakai untuk memperkuat TNI," katanya di sela-sela penandatanganan MoU, di Jakarta hari ini, Senin (29/4/2013).
Untuk tahap awal, lanjutnya, PUNA Wulung ini akan diproduksi sebanyak 3 unit dulu. "Nantinya diproduksi sesuai kebutuhan TNI, bisa sampai sampai satu quadron sekitar 12-24 unit," ungkapnya.
Menurut Marzan, teknologi nir awak ini merupakan salah satu teknologi yang berprospek baik di masa depan. Sejalan dengan upaya mengejak ketertinggalan dari negara maju, Indonesia telah mengembangkan PUNA, di mana teknologi ini terus dikembangkan untuk mencapai hasil yang maksimal.
Teknologi PUNA ini nantinya akan dikembangkan untuk kebutuhan pengawasan transportasi, search and resque, penelitian atmosfer, pengawasan kebencanaan, kargo operasi hujan buatan, pengelolaan pertanian dan perkebunan, penyebaran benih, dan pengamatan vegetasi daerah kritis yang sulit.
Secara bertahap, katanya, pada 2013 telah disiapkan program perintis industrialisasi untuk produksi masal, bilamana uji fungsi telah berhasil diterapkan. Tapi secara paralel pengembangan terus dilakukan untuk meningkatkan daya saing.
"Lebih lanjut tantangan pada program saat ini difokuskan pada aspek kerja sama dengan institusi regulator, terkait dengan penggunaan frekuensi, spesifikasi, dan regulasi. Selain itu industri, dan pengguna," ungkap Marzan.
Dia menuturkan pasca demo terbang di Halim pada Oktober 2012 lalu, membuahkan hasil adanya permintaan Kemenhan untik memenuhi kebutuhan pesawat udara nir awak di TNI hasil karya anak bangsa.
Spesifikasi teknis PUNA BPPT01A-200-PA7 Wulung, adalah tipe low boom, bentang sayap 6,34 m, kecepatan jelajah 55 knot, ketahanan terbang maksimal 4 jam, jarak jelajah maksimal 200 km, ketinggian terbang 12.000 ft, dan jarak lepas landas 300 m.