BISNIS.COM, JAKARTA: Manajemen Pelabuhan Tanjung Priok akan tetap memberlakukan tarif ongkos pelabuhan pemuatan/ongkos pelabuhan tujuan (OPP/OPT) yang diusulkan oleh Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) DKI Jakarta pada 1 Mei 2013, meskipun pembahasan tarif tersebut oleh asosiasi di Priok menemui jalan buntu.
General Manager Pelindo II cabang Tanjung Priok, Ari Henryanto mengatakan penyesuaian tarif bongkar muat atau OPP/OPT di dermaga konvensional Pelabuhan Tanjung Priok sudah sangat mendesak untuk memberikan kepastian berusaha bagi mitra PBM (perusahaan bongkar muat) dengan investasi yang sudah dikeluarkan.
“Sudah sangat urgent, sedangkan upah buruh bongkar muat sudah naik tiga kali sejak 2008 dan PBM di Priok mesti di pertahankan eksistensinya sebagai mitra kerja Pelindo,”ujarnya kepada Bisnis hari ini, Selasa (23/4/2013).
Dia mengatakan penyesuaian tarif bongkar muat itu bukan hanya untuk menutupi biaya operasional PBM tetapi juga untuk return on investment serta mendongkrak produktivitas pelayanan bongkar muat.
Kendati begitu, kata dia, Pelindo II Tanjung Priok masih membuka peluang untuk berdialog dengan asosiasi pengguna jasa khususnya Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (Ginsi) maupun Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (Alfi).
“Masih ada waktu hingga akhir bulan ini untuk berdialog, tetapi kalau tidak ada titik temu, saya akan deklair berlakukan tarif baru untuk OPP/OPT di Priok mulai 1 Mei,” tegasnya.
Ari mengatakan, tarif OPP/OPT di Pelabuhan Priok belum pernah ada penyesuaian sejak 2008, sedangkan PBM mesti berinvestasi di pelabuhan secara berkesinambungan.